Kepala Eksekutif LPS Mirza Adityaswara. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara membandingkan defisit neraca berjalan Indonesia dengan Thailand. Ia mengatakan negeri gajah juga mengalami defisit lantaran harus membayar dividen ke luar negeri.
"Bedanya, angka ekspor Indonesia masih kecil ketimbang Thailand, dia ekspornya jauh lebih besar," ujar Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018.
Selain ekspor, Thailand mapan dalam hal pariwisata. Jumlah turis yang berkunjung ke Thailand lebih dari dua kali lipat ketimbang Indonesia pada 2017. Tercatat, tahun lalu ada sekitar 30 jutaan turis singgah di Thailand, sementara Indonesia hanya 14 juta.
"Maka itu sudah benar kalau pemerintah mau mendorong pariwisata, tarik 20 juta turis ke Indonesia," kata Mirza. "Dengan pengeluaran misalnya satu orang seribu dolar, kita bisa dapat 20 miliar dolar (AS)."
Di sektor ekspor, Mirza mengatakan langkah pemerintah sudah benar dengan adanya insentif pajak. Walau, ia melihat masih ada akselerasi impor untuk kebutuhan infrastruktur jangka panjang.
"Kalau ditanya, pemerintah sudah pada jalurnya dengan menambah ekspor, pariwisata, dan penyertaan modal asing terkait ekspor," ujar Mirza.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyoroti besarnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang kemungkinan menyentuh angka US$ 25 miliar pada 2018. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang tahun lalu sebesar US$ 17,5 miliar.