Inflasi Rendah, Gubernur BI Berterima Kasih pada Kepala Daerah

Reporter

Caesar Akbar

Rabu, 25 Juli 2018 22:48 WIB

Kiri-kanan, Deputi Gubenur Sugeng, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Rosmaya Hadi sebelum mengelar press briefing mengenai inflasi bulan Juni 2018, di Gedung Bank Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juni 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur BI Perry Warjiyo berterima kasih kepada kepala daerah atas kerja sama yang terjalin dalam Tim Pengendalian Inflasi, baik di daerah maupun di pusat. Ia menyebut kerja sama itu melahirkan hasil yang nyata, yaitu turunnya tingkat inflasi nasional.

Baca juga: Gubernur BI Perry Warjiyo: Kebijakan Moneter Akan Tetap Hawkish

"Sekitar lima tahun lalu inflasi kita sekitar 8,3 persen, sekarang adalah sekitar 3,3 persen," ujar Perry dalam sambutannya pada acara Sarasehan Nasional 2018 bertajuk “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkualitas”, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2018.

Ke depan, Perry mengingatkan perlunya koordinasi yang lebih erat untuk mendorong inflasi lebih rendah. Ia mengharapkan inflasi di 2019 bisa dikendalikan di 3,5 persen dan terus menurun hingga mencapai 3 persen di 2020.

Sebab, ia meyakini inflasi yang rendah adalah kunci dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Tentu saja itu bagian dari mandat kita, tidak hanya di BI, tapi juga pemerintah pusat dan daerah," kata Perry.

Perry menyebut ada beberapa tantangan yang harus dicermati dalam mengendalikan inflasi ke depannya. Misalnya, meningkatnya harga minyak serta tingginya harga pangan. Persoalan itu, menurut dia, hanya bisa diselesaikan dengan bersinergi.

"Kita perlu terus meningkatkan ketersediaan pasokan dari inflasi kita, dalam konteks ini tidak hanya masalah produktivitas, tapi juga ketersediaan infrastruktur di pertanian maupun yang lain," kata Perry. Dengan begitu, produksi pangan dalam negeri bisa ditingkatkan.

Selain produksi, aspek penting lainnya adalah distribusi. Ada daerah yang mengalami defisit pangan, namun ada pula yang surplus. Sehingga, perdagangan antar daerah perlu segera direalisasikan.

"Saya mencatat sejumlah pemda sudah menjalin kerja sama di dalam perdagangan antar daerah dalam mendorong ketersediaan pasokan untuk pengendalian inflasi," ujar Perry.

Pemerintah daerah juga didorong untuk memanfaatkan teknologi terkini untuk mengendalikan inflasi. Harapannya, ada peningkatan produksi, ketersediaan pasokan, distribusi, yang berujung dengan naiknya perekonomian Indonesia, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di daerah.

Selanjutnya, Perry Warjiyo menyebut perlunya penguatan kelembagaan Tim Pengendali Inflasi baik di pusat maupun daerah. "Tentu saja didukung tata kelola maupun landasan hukum yang jelas, petunjuk teknis yang jelas, maupun pelaksanaannya prosedur yang jelas," kata Gubernur BI tersebut. "Termasuk, adanya dukungan ketersediaan anggaran."

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Menkeu Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Menkeu Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel

Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyiapkan strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah di tengah konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

9 hari lalu

Gubernur BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga

Per hari ini di Google Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pukul 09.27 WIB berada pada level Rp 16.282.

Baca Selengkapnya

Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

9 hari lalu

Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjualan Eceran Maret Meningkat, Indeks Penjualan Riil Tumbuh 3,5 Persen

10 hari lalu

Penjualan Eceran Maret Meningkat, Indeks Penjualan Riil Tumbuh 3,5 Persen

BI memprediksi kinerja penjualan eceran bulan Maret 2024 tetap tumbuh. Indeks Penjualan Riil Maret 2024 tercatat sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

11 hari lalu

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

Rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS.

Baca Selengkapnya