Bank Tahan Kenaikan Suku Bunga Kredit

Selasa, 24 Juli 2018 06:40 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI 7-day Reverse Repo Rate dalam jangka pendek ikut memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) . Sektor keuangan, khususnya perbankan menjadi sorotan pelaku pasar. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan naiknya BI Rate akan meningkatkan biaya dana (cost of fund). "Sederhananya akan memangkas margin (perbankan)," kata dia di Jakarta, Selasa 23 Juli 2018.

Baca:Trump Cuit Soal Unjuk Rasa Ekonomi, Ini Kata Kemenlu Iran

Meski demikian, Alfred menilai, beban cost of fund yang berpotensi naik tidak akan terlalu menekan pendapatan emiten perbankan. Ia beralasan secara fundamental kondisi ekonomi dan pasar modal Indonesia masih kuat. Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih di level lima persen. "Artinya, kondisi bisnis di Indonesia masih memberikan ruang pertumbuhan," ucapnya.

Bank Indonesia sudah tiga kali menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan pertama sebesar 25 basis poin dilakukan pada 17 Mei 2018 menjadi 4,5 persen. Berikutnya pada 30 Mei, BI menaikkan 25 basis poin lagi menjadi 4,75 persen. Sebulan kemudian, BI Rate bertambah menjadi 5,25 persen. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta kepada perbankan agar kenaikan suku bunga acuan tidak diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit.

Advertising
Advertising

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunadi menuturkan perusahaan sudah melakukan kenaikan suku bunga deposito merespons perubahan BI Rate. Sedangkan untuk suku bunga kredit lainnya perusahaan masih akan melihat perkembangan pasar lagi. "Saat ini belum mendesak naikkan suku bunga (kredit)," kata Hery.

Selain itu, Bank Mandiri melihat kondisi pasar saat ini masih kondusif kendati terjadi gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina. Mandiri, lanjut Hery, akan melihat perkembangan pasar, khususnya mengenai keputusan Bank Sentral Amerika nanti. "Kami melihat kebijakan BI tidak hanya jaga stabilitas tapi juga menjaga pertumbuhan (ekonomi)," ucapnya.

Meski demikian, lanjut Hery, Mandiri akan berupaya menjaga non performing loan (kredit bermasalah). NPL Mandiri pada semester I 2018 membaik menjadi 3,13 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di posisi 3,86 persen. "Kami akan awasi lebih ketat lagi calon debitur," kata dia.

Tak beda dengan Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyatakan belum akan menaikkan suku bunga. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan perusahaan akan melihat perkembangan pasar untuk menentukan apakah suku bunga kredit akan naik atau tidak. "Kalau pesaing belum naik, ya kami tunggu," ucapnya. Sedangkan untuk kenaikan suku bunga deposito, lanjut Baiquni, BNI menyatakan sudah terjadi perubahan di kisaran 20-30 basis poin.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai kenaikan suku bunga BI belum akan berdampak besar kepada emiten perbankan. Ihwal kenaikan suku bunga deposito, Nafan menyatakan, langkah itu tidak lain sebagai upaya perbankan untuk meningkatkan dana pihak ketiga.

Baca:Cina Tuding Perang Dagang Trump Bencana bagi Ekonomi Dunia

Lebih lanjut, kendati bank sentral sudah mengerek suku bunga Nafan menyatakan saham-saham perbankan masih menarik untuk diamati. Pasalnya, kinerja emiten perbankan masih positif hingga semester I 2018. "Tujuan BI naikkan suku bunga kan untuk jaga rupiah," kata dia.

ADITYA BUDIMAN | GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

6 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

9 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

9 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya