Bandung Gelar Operasi Pasar Murah Telur dan Daging Ayam
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 23 Juli 2018 12:53 WIB
TEMPO.CO, Bandung -Tim Koordinasi Inflasi Daerah menggelar operasi pasar murah telur dan daging ayam di Kota Bandung. “Ini gak ada subsidi. Kami langsung dari distributornya, pengusahanya. Kami memotong mata rantainya. Itu yang menyebabkan harganya lebih murah,” kata Kepala Fungsi Dan Komunikasi, Divisi Pengembangan Ekonomi, Bank Indonesia Jawa Barat, Ahmad P Barkah, di Bandung, Senin, 23 Juli 2018.
BACA: Stabilkan Harga Telur, Kementan Gelar Operasi Pasar di 43 Titik
Operasi pasar sementara akan digelar di dua lokasi di Kota Bandung. Pertama digelar hari ini, Senin, 23 Juli 2018 di depan Kantor Dinas Pangan Dan Pertanian di Jalan Arjuna, selanjutnya digelar besok, Selasa, 24 Juli 2018 di halaman Kantor Camat Ujung Berung, Kota Bandung. Selain telur dan daging ayam, juga disediakan beras, minyak goreng, dan gula.
Telur ayam dijual dengan harga Rp 23.800 per kilogram dan maskimal boleh dibeli warga sebanyak 2 kilogram. Sementara daging ayam yang disediakan jenis daging ayam beku dan dijual Rp 34 ribu per ekor dengan berat berkisar 800-900 gram. Setok telur yang disediakan menembus 500 kilogram, dan daging ayam beku 1.450 ekor.
Ahmad mengaku belum bisa bisa menekan harga jual lebih rendah lagi menghikuti harga jual di level produsen. Telur misalnya, belum bisa dikembalikan di harga di bawah Rp 20 ribu per kilogram. “Di produsen mereka memperhitungkan harga pakan yang cukup tinggi karena masih ada bahan-bahan impor. Dengan kurs yang ada sekarang ini mereka cukup terbebani,” kata dia.
Ahmad mengatakan, tujuan operasi pasar murah ini untuk menekan harga telur dan daging ayam yang melonjak. “Tujuan akhirnya menekan harga telur dan ayam, kemudian menurunkan inflasi. Kebetulan bobot ayam dan telur ini cukup tinggi dalam perhitungan inflasi,” kata dia.
Kepala Dinas Pangan Dan Pertanian Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, walikota Bandung menginginkan agar pasar murah ini bsia digelar seminggu. “Tapi kami masih melakukan nego lagi dengan pihak BI dan Bulog, apakah ketersediaan stok bisa untuk 7 hari,” kata dia di sela operasi pasar murah itu, Senin, 23 Juli 2018.
Elly mengatakan, kenaikan harga telur dan daging ayam yang terjadi sedikitnya 2 pekan terakhir ini akibat masalah pasokan yang seret memicu lonjakan harga. Harga telur masih bertengger di posisi Rp 28-30 ribu per kilogram, dan daging ayam Rp 40-42 ribu per kilogram.
Seretnya pasokan telur misalnya karena bersaing dengan permintaan tinggi salah satunya akibat tersedot permintaan memasok Bantuan Pangan Non Tunai yang mulai tahun ini menyertakan telur ayam. Sementara turunnya pasokan daging ayam salah satunya disebabkan libur Lebaran. “Libur panjang menyebabkan produsen baru berusaha kembali seminggu setelah Lebaran, kemudian daging dan telur juga banyak dilepas jelang Lebaran,” kata dia.
Elly mengklaim, sudah mendapat kepastian dari produsen telur dan ayam yang memasok kebutuhan Kota Bandung bahwa pasokan akan normal lagi akhir bulan ini. “Pasokan ke Kota Bandung dijanjikan akan normal kembali akhir bulan Juli ini,” kata dia.
BACA: Penyebab Harga Telur Naik Menurut Perhimpunan Pengusaha Unggas
Kepala Sub Divre Bulog Kota Bandung, Joko Suryono mengatakan, Bulog membantu operasi pasar itu pun dengan menyediakan daging ayam beku. “Baru hari ini karena kebetulan dibutuhkan, dan kita punya stok,” kata dia, Senin, 23 Juli 2018. “Kita fokusnya masih beras untuk stabilitasi harga.”
Joko mengatakan, Bulog belum memiliki stok telur. “Itu agak susah karena harganya sudah terlanjur mahal, sudah agak susah,” kata dia.
Warga yang datang mayoritas menyerbu telur ayam. Warga menyayangkan harga jual dalam operasi pasar murah masih relatif tinggi. “Masih mahal. Biasanya Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram. Tapi lumayan kalau beli di pasar,” kata Ida, 34 tahun, warga Jatayu, Kota Bandung.