BI Tahan Suku Bunga, Perry Warjiyo: Masih Banyak Jamu Manis

Kamis, 19 Juli 2018 17:10 WIB

Kiri-kanan, Deputi Gubenur Sugeng, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Rosmaya Hadi sebelum mengelar press briefing mengenai inflasi bulan Juni 2018, di Gedung Bank Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juni 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Days Repo Rate (BI 7DRR) akan berdampak terhadap kinerja penyaluran kredit perbankan. Namun Perry mengingatkan masih ada faktor lain yang menyumbang pengaruh lebih besar.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,25 Persen

"Faktor lainnya yaitu likuiditas hingga makroprudensial," kata Perry dalam konferensi pers di gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Juli 2018. Selama ini, kata dia, BI telah melakukan kebijakan pelonggaran likuiditas dan makroprudensial agar penyaluran kredit bisa tetap terjaga.

"Memang ada jamu pahit kenaikan suku bunga, tapi jauh lebih banyak jamu manis yang dikeluarkan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya. Karena itu, ia tidak ingin lagi ada persepsi jika suku bunga acuan naik, penyaluran kredit pasti turun. "Enggak mesti begitu," ucapnya.

Hari ini BI memutuskan mempertahankan BI 7DRR di level 5,25 persen. Keputusan ini resmi menahan tren kenaikan suku bunga, yang pada 19 April 2018 masih bertengger di level 4,25 persen.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan menyatakan per April 2018 pertumbuhan kredit baru mencapai 2,98 persen menjadi Rp 45,21 triliun. Adapun pada periode yang sama tahun lalu pertumbuhannya sudah mencapai Rp 43,89 triliun. Imbasnya paling dirasakan beberapa bank skala kecil, yang langsung merevisi target kreditnya.

Advertising
Advertising

BI memang mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Mei 2018 hanya mencapai 6,5 persen (year-on-year/yoy) atau turun dibanding bulan sebelumnya, yang hanya 8,1 persen (yoy). Namun penurunan ini diyakini tidak akan menghambat laju pertumbuhan kredit mengingat likuiditas perbankan yang masih baik.

Simak pula: Bank Indonesia Diprediksi Tak Menaikkan Suku Bunga di RDG Nanti

Menurut Perry, pertumbuhan kredit per Mei 2018 masih mencapai angka 10,3 persen (yoy) atau lebih tinggi dibanding April yang hanya 8,9 persen. Tren kenaikan ini diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir tahun, 10-12 persen untuk pertumbuhan kredit dan 9-11 persen untuk DPK.

Baca berita lain tentang suku bunga di Tempo.co.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya