Tim Ahli Wapres: Donald Trump Tak Main-main soal Pembatasan Impor

Senin, 9 Juli 2018 15:36 WIB

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi berbicara di hadapan peserta sosialisasi amnesti pajak di Plaza Simas, Jakarta, 10 September 2016. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, menuturkan Indonesia mesti bersiap-siap menghadapi kebijakan-kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Khususnya, upaya-upaya Trump untuk mengatasi defisit neraca perdagangan.

"Kita harus bersiap, karena Amerika enggak main-main dalam persoalan ini," ujar Sofjan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.

Saat ini, AS tengah mengevaluasi sekitar generalized system of preferences (GSP) 124 produk Indonesia, termasuk tekstil, plywood, kapas ,dan beberapa hasil perikanan seperti udang serta kepiting. Walaupun bidikan utama AS sejatinya bukanlah Indonesia, melainkan Cina, Eropa, dan negara-negara yang memberi defisit lebih besar bagi neraca Amerika.

Baca: Perang Dagang, Donald Trump Bakal Larang Ekspor Teknologi ke Cina

Kalau Presiden Donald Trump jadi mencabut fasilitas bea masuk nol persen itu, Indonesia harus menggelontorkan duit USD 1,7-1,8 miliar per tahun "Kalau pun ditarik semua, kita cuma kena USD 1,7-1,8 miliar dari total USD 20 miliar trade kita dengan AS, tidak terlalu besar dampaknya," ujar Sofjan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.

Angka tersebut dihitung dari data total ekspor Indonesua dan kebijakan GSP berupa pajak nol persen untuk 124 produk Indonesia. Walau, ia yakin Negeri Paman Sam tidak bakal mencabut semua GSP produk Indonesia tersebut lantaran ada komoditas yang menjadi keperluan AS.

Berdasarkan catatan Sofjan, Indonesia memang mengalami surplus USD 9-10 miliar pada perdagangan dengan AS. Walau, AS pun tak bisa dibilang merugi.

"Sebenarnya kan banyak dari total itu Amerika untung karena juga dia banyak masuk disini," ujar dia.

Simak: Cina Raih Kemenangan Terbesar dari Pertemuan Kim Jong Un-Donald Trump

Sebelumnya, Pemerintah bakal mengirimkan tim ke Amerika Serikat guna membicarakan rencana Negeri Paman Sam meninjau kembali Generalized System of Preference (GSP) untuk beberapa produk Indonesia. Tim tersebut direncanakan diberangkatkan pada akhir Juli 2018.

"Kami akan kirim tim ke AS untuk negosiasi supaya fasilitas GSP kita tetap dipertahankan," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan .

Oke mengatakan tim yang bakal dikirim ke negara Donald Trump terdiri dari berbagai kementerian, antara lain Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab atas produk pertanian. Namun, ia belum mau membicarakan lebih lanjut upaya pemerintah guna menghadapi ancaman perang dagang itu. Sebab, ihwal tersebut masih akan dirapatkan oleh Presiden Joko Widodo dan jajaran menterinya siang ini.

Berita terkait

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

10 jam lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

19 jam lalu

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

Jika rencana ini terwujud, maka ini akan menjadi kejadian langka kepala negara asing muncul bersama calon presiden Amerika Serikat dalam masa kampanye

Baca Selengkapnya

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

1 hari lalu

Harris Disebut-sebut Lebih Unggul dari Trump di Debat Pertama, Apa Saja Faktornya?

Meskipun sempat tersandung pada beberapa isu di awal, Kamala Harris mampu mengendalikan sebagian besar dalam debat.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

1 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

2 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?

3 hari lalu

Kamala Harris Dituduh Manfaatkan Wearable Audio Earrings dalam Debat Lawan Trump, Benarkah?

Anting-anting yang dikenakan Kamala Harris viral di media sosial pasca-debatnya melawan Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

3 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump, Tersangka Telah Menunggu Selama 12 Jam

Percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump kembali terjadi. Pelaku mengaku kecewa terhadap Trump.

Baca Selengkapnya

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

3 hari lalu

Anak Pelaku Penembak Donald Trump Akui Ayahnya Pernah ke Ukraina

Oran Routh, anak pelaku penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat Dorong Percobaan Pembunuhan Donald Trump

3 hari lalu

Elon Musk Tuding Tokoh Partai Demokrat Dorong Percobaan Pembunuhan Donald Trump

Elon Musk, menuding sejumlah tokoh penting Partai Demokrat secara aktif mendorong percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Profil Pelaku Percobaan Pembunuhan terhadap Donald Trump

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Profil Pelaku Percobaan Pembunuhan terhadap Donald Trump

Berita Top 3 Dunia pada Senin 16 September 2024 diawali oleh profil Ryan Wesley Routh, tersangka percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump

Baca Selengkapnya