Harga Minyak Dunia Berpotensi Sentuh Angka USD 150 per Barel

Sabtu, 7 Juli 2018 21:00 WIB

Petugas melakukan pemeriksaan rutin pada tangki timbun di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Oktober 2017. TBBM Pontianak setiap harinya mendistribusikan 2.578 liter untuk berbagai jenis BBM guna mendukung program BBM satu harga Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Para investor minyak diprediksi menyesal telah mendorong perusahaan untuk melakukan aksi beli dibandingkan berinvestasi untuk pertumbuhan harga minyak di masa mendatang. Musababnya kelangkaan eksplorasi minyak telah memicu kemungkinan adanya lonjakan harga minyak secara tak terduga.

"Sejumlah perusahaan dipaksa fokus pada dorongan produksi minyak dan distribusi pemegang saham untuk mengorbankan anggaran modal untuk mencari pemasok baru," ujar sejumlah analis Sanford C. Bernstein & Co. termasuk Neil Beveridge, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu 7 Juli 2018.

Baca: Harga Minyak Mentah Dunia Turun Seusai Pertemuan Trump-Macron

Hal tersebut menyebabkan persediaan minyak di sejumlah produsen utama anjlok dan rasio investasi kembali industri terjun ke level terendah. Sehingga, memberi jalan bagi harga minyak untuk melampaui rekor yang dicapai 10 tahun lalu.

Sejumlah analis Bernstein mengungkapkan investor yang telah menelurkan tim manajemen untuk berkuasa di belanja modal dan mengembalikan uang tunai akan menyesalkan kurangnya investasi dalam industri. Seberapa pun penyusutan pasokan yang terjadi akan menghasilkan lonjakan tinggi pada harga minyak, bahkan berpotensi menyentuh US$150 per barel seperti pada 2008.

Advertising
Advertising

Perusahaan minyak terkemuka di dunia termasuk Royal Dutch Shell Plc dan BP Plc menavigasi kemerosotan harga pada 2014 dengan memangkas biaya operasional, menjual aset dan menagih utang agar bisa memuaskan investor dengan dividen yang besar.

Dalam laporan Sanford C. Bernstein & Co., kelebihan pasokan minyak global pada beberapa tahun terakhir telah menutupi kekurangan investasi yang cukup parah. Kemudian, harga minyak rebound ke level tertingginya pada lebih dari tiga tahun terakhir karena OPEC dan sekutunya mulai menahan produksi pada awal 2017 untuk memangkas kelebihan minyak global.

Para produsen itu sekarang menargetkan untuk memompa lebih banyak demi mendinginkan gejolak pasar. Tetapi, gangguan dari Libya dan Venezuela justru terus mendorong harga minyak naik.

Persediaan minyak pada tiga perusahaan minyak teratas dunia itu telah mengalami penurunan sebanyak 30% secara rata-rata sejak 2000. Hanya Exxon dan BP yang menunjukkan performa lebih baik karena terbantu oleh akuisisi.

Sementara itu, lebih dari 1 miliar orang diproyeksi berurbanisasi ke Asia dalam dua dekade ke depan sehingga akan mendorong permintaan mobil, perjalanan udara, kemacetan, dan plastik yang membutuhkan minyak dalam pembuatannya.

"Jika permintaan minyak terus meningkat hingga 2030 dan seterusnya, strategi pengembalian uang ke pemegang saham dan mengurangi investasi pada persediaan minyak hanya akan menabur benih baru untuk supercycle selanjutnya. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk produksi atau kemampuan untuk menyerap pasokan akan mendapat untung, sedangkan yang lain tidak dapat," ungkap Beveridge.

Harga minyak Brent pernah reli menyentuh level US$147 per barel pada 2008 karena adanya lonjakan permintaan, tapi pasokan minyak tidak tersedia dan ketidaksiapan produsen untuk memenuhi lonjakan harga seluruh komoditas yang memicu supercycle.

Pada penutupan perdagangan Jumat 6 Juli 2018, harga minyak Brent tercatat berada sebesar US$77,11 per barel, turun tipis 0,36% atau 0,28 poin dari sesi sebelumnya. Adapun harga minyak West Texas Intermediate terkerek 1,18% atau 0,86 poin menjadi US$73,8 per barel.

BISNIS.COM

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

22 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

10 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

10 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

17 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

17 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

17 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

17 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya