TEMPO Interaktif, Jakarta:Departemen Perindustrian meminta pengadaan tabung gas dalam program konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk tahun 2008 diminta tanpa impor dan melibatkan sepenuhnya industri dalam negeri. "Rencananya Pertamina akan memberikan kesempatan kepada pelaku industri dalam negeri," ujar Direktur Jenderal Industri Logam Tekstil Mesin dan Aneka, Departemen Perindustrian, Ansari Bukhari di Jakarta (30/10).Sisa pengadaan tabung gas untuk akhir tahun 2007 akan diimpor oleh PT Pertamina. Pada 2008, pengadaan tabung gas sebesar 18-20 juta unit. Untuk memperlancar proses produksi dalam negeri, kata Ansari, diharapkan Pertamina dapat menentukan proses sejak awal. Industri membutuhkan waktu untuk menyiapkan peralatan, bahan baku hingga jadwal produksi. "Industri kan tidak sama dengan dagang, harus direncanakan dari awal tahun, dengan demikian jadi lebih matang," katanya.Departemen Perindustrian menyerahkan sepenuhnya rencana impor pada pemerintah. Meski impor sisa tabung gas sebesar 4,6 juta unit tak menggunakan anggaran negara, namun Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan memberikan kesempatan kepada industri dalam negeri. "Kami mengganggap Pertamina memiliki kewajiban terhadap negara ini," katanya.Kontrak pengadaan tabung gas sebanyak 10,2 juta unit ditargetkan terpenuhi pada akhir 2007. Dari kontrak itu, sebanyak 6 juta unit yang menjadi milik pemerintah untuk dibagikan ke masyarakat. "Jadi yang diimpor sekarang itu milik Pertamina," kata Ansari.Sisa tabung gas elpiji sebanyak 4,6 juta akan mengisi stok cadangan di toko-toko. Sehingga pengadaan tabung murni berasal dari Pertamina. "Bukan bagian uang konversi dari pemerintah," katanya.(Yuliawati)
Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.