Tips Menyusun Keuangan Menjelang Tahun Ajaran Baru Pasca Lebaran

Senin, 2 Juli 2018 14:00 WIB

Ligwina Poerwo-Hananto. Dok. TEMPO/ Rosdianahangka

TEMPO.CO, Jakarta – Financial Trainer CEO QM Financial Ligwina Hananto dan dosen ekonomi Universitas Multimedia Nusantara Eko Indarto berbagi tips menyusun keuangan pasca Lebaran dan menjelang tahun ajaran baru yang bakal menyedot dana.

“Banyaknya pengeluaran di masa Lebaran seharusnya sudah dianggarkan setiap tahun terpisah dari anggaran bulanan. Namun demikian, tetap saja sering terjadi keuangan seseorang babak belur setelah Lebaran,” kata Financial Trainer CEO QM Financial Ligwina Hananto, ketika dihubungi Tempo, Senin 2 Juli 2018.

Baca juga: 5 Jurus Sukses Mengatur Keuangan, Jangan Boros

Menurut Ligwina, sebaiknya masyarakat mulai melakukan financial checkup, perhitungan seperti audit kecil tentang pengeluaran. Pengeluaran dikelompokkan menjadi lima kategori; cicilan, rutin, sosial, menabung, dan gaya hidup.

Sedangkan, menurut Eko Indarto, dosen ekonomi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), pembagian pengeluaran sebaiknya diklasifikasi dalam empat pembagian besar. “Pertama, cicilan utang sebesar 30 persen dari penghasilan, 10 persen untuk investasi, 10 persen untuk proteksi atau asuransi, dan sisanya untuk kebutuhan lainnya,” kata Eko.

Mengingat saat ini menjelang awal tahun ajaran baru bagi sejumlah sekolah, alokasi keuangan untuk kebutuhan sekolah anak dapat menjadi persoalan bagi sejumlah ibu rumah tangga. Namun menurut Eko, kebutuhan sekolah tersebut sudah seharusnya direncanakan sejak lama dan tidak mengganggu keempat pos pembagian besar. Kebutuhan pendidikan tersebut separah-parahnya masuk dalam bagian keempat, kebutuhan lainnya.

Sedangkan menurut Ligwina, kebutuhan pendidikan sekolah anak sebaiknya disusun sejak anak masih bayi. Solusi yang dapat diambil adalah selalu menyimpan produk rendah risiko dan likuid seperti deposito.

Bagi mereka yang belum berkeluarga, Eko menyarankan agar persentase utang dapat ditukar porsinya dengan investasi. Jadi, 10 persen untuk utang, dan 30 persen untuk investasi. Hal ini menurutnya sangat bermanfaat bagi mereka untuk mementingkan investasi dan menekan utang serendah mungkin. Mengurangi intensitas ke kafe juga dapat bermanfaat besar, katanya.

Menurut Ligwina, usia yang paling menantang dalam hal alokasi keuangan umumnya pada kelompok usia di bawah 30 tahun. Pengeluaran mereka umumnya menitikberatkan pada gaya hidup dan liburan. Memamerkan hidup melalui postingan liburan di media sosial tidak masalah. Namun, hal tersebut harus diselaraskan dengan kondisi keuangan.

Ligwina juga mendorong kaum muda untuk berinvestasi sesuai dengan produk yang diizinkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga dapat terlindungi payung hukum.

Ligwina juga membagi tips agar kaum muda mengenal 2 tahap investasi yang harus diperhatikan. Tahap pertama adalah akumulasi, mengumpulkan dana sedikit demi sedikit hingga mencapai nilai yang dibutuhkan lalu dicairkan. Tahap kedua adalah aset aktif, imbal rutin hasil dari produk yang kita gunakan, seolah-olah mendapat gaji dari produk tersebut.

AUDREY ANGELICA LOHO (MAGANG)

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

3 hari lalu

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

Buat yang sedang mencari pasangan melalui proses perjodohan atau kencan kilat, perhatikan beberapa hal penting berikut agar tak salah pilih.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

5 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

9 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

10 hari lalu

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

10 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

11 hari lalu

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

Harga bawang merah naik hingga Rp 80 ribu per kilogram. Menteri Zulhas bilang gara-gara lebaran.

Baca Selengkapnya