Neraca Perdagangan Terus Menerus Defisit, Ekonom Usulkan Ini

Kamis, 28 Juni 2018 06:00 WIB

Neraca Perdagangan Juli 2017 Defisit
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pemerintah perlu lebih memberikan kemudahan pada industri pengolahan untuk mengatasi defisit neraca perdagangan. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong ekspor.
Josua menilai pemerintah perlu memberikan insentif bagi pelaku usaha atau industri yang berorientasi ekspor khususnya ekspor produk manufaktur yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dibandingkan ekspor komoditas mentah.
"Dengan memberikan kemudahan berusaha, percepatan perizinan yang nyata bagi investasi di industri pengolahan diharapkan akan mendorong minat investor sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor," kata Josua saat dihubungi, Rabu, 27 Juni 2018.
Menurut Josua untuk meningkatkan ekspor, industri pengolahan kelapa sawit perlu didorong mengingat produk turunan dari kelapa sawit sangat banyak. "Sementara industri permesinan, baja juga perlu didorong untuk mengurangi ketergantungan impor," ujar Josua.
Pada 25 Mei, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan pada Mei 2018 kembali mengalami defisit sebesar US$ 1,52 miliar. Naiknya harga minyak dunia membuat impor minyak dan gas semakin meningkat sehingga membuat neraca perdagangan kembali tertekan.

"Impor melonjak tinggi karena kenaikan harga minyak dan gas, padahal ekspor sih sudah lumayan baik," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya. "Harga minyak dunia naik membuat impor melonjak tajam."

BPS mencatat nilai impor Indonesia selama Mei 2018 mencapai US$ 17,64 miliar atau meningkat 9,17 persen dibandingkan dengan April 2018. Komposisi kenaikan terbesar memang disumbang oleh impor migas yang naik hingga 20,95 persen atau jauh melampaui kenaikan impor nonmigas sebesar 7,19 persen.

Baca: Neraca Perdagangan Defisit, Ini Perhitungan BPS

Bulan Mei 2018 ini, nilai impor nonmigas berada di angka US$ 14,82 miliar. Sementara, nilai ekspor tumbuh lebih rendah yaitu US$ 16,12 miliar atau meningkat 10,90 persen dibanding April 2018. Performa ekspor masih cukup lebih baik karena sektor nonmigas menyumbang pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 28,8 persen. Sementara ekspor migas tumbuh 9,25 persen. "Jadi kami melihat ekspor bulan Mei ini cukup mengembirakan," ujar Suhariyanto.

Lebih lanjut Josua mengatakan dengan mendorong industri pengolahan akan dapat juga mengurangi ketergantungan impor bahan baku dari luar negeri.

Advertising
Advertising

"Sehingga dapat mendukung surplus neraca perdagangan serta memperkecil defisit transaksi berjalan," ujar Josua.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

10 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

17 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

18 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

51 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

23 Februari 2024

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Mesir surplus Rp 18,2 triliun.

Baca Selengkapnya

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

15 Februari 2024

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Nilainya mencapai US$ 2,02 miliar.

Baca Selengkapnya

Analis Ungkap Sentimen Penentu Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Pekan Depan

11 Februari 2024

Analis Ungkap Sentimen Penentu Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Pekan Depan

Analis mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Apa saja?

Baca Selengkapnya