TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (AP I) Bandara Ngurah Rai, Bali, optimistis pengembangan infrastruktur di bandara tersebut rampung pada akhir Agustus 2018, atau sebelum pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-World Bank).
"Kami harap akhir Agustus 2018 sudah ada bentuk sehingga September bisa dilakukan evaluasi dan sertifikasi untuk bisa digunakan," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi setelah menutup posko monitoring terpadu angkutan Lebaran 2018 di Denpasar, Senin, 25 Juni 2018.
Menurut Yanus, AP I mengebut beberapa pengerjaan proyek, salah satunya penebalan lapisan landasan pacu yang dikerjakan mulai pukul 02.00 hingga 07.00 WITA dan ditargetkan selesai September 2018.
Dengan demikian, kata dia, landasan pacu bisa dimanfaatkan selama 24 jam untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas pesawat yang membawa para delegasi dunia tiba di Bali.
Selain itu, ada empat proyek pengembangan bandara yang paling utama dikebut, yakni pengerjaan pematangan lahan di kawasan perairan sebelah barat bandara yang akan digunakan sebagai apron pesawat, pembangunan apron di timur bandara, penambahan gerai pelaporan atau check-in counter dan pembangunan gedung VIP.
Kemudian untuk rapid exit taxiway menjadi tiga dari dua lintasan dan penambahan tempat parkir pesawat menjadi 63 dari saat ini sebanyak 53, serta kapasitas landasan pacu ditingkatkan menjadi 33 penerbangan per jam yang semula 30 penerbangan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meninjau tindak lanjut pengembangan Bandara Ngurah Rai pada Jumat, 22 Juni 2018.
Dalam kesempatan itu, Menteri Luhut meminta PT Angkasa Pura I memastikan penanganan pesawat dan penumpang termasuk delegasi di Bandara Ngurah Rai menjelang pertemuan IMF-World Bank.