Harapan Asosiasi Emiten terhadap Jajaran Direksi BEI yang Baru

Sabtu, 23 Juni 2018 10:45 WIB

Pengunjung melintas di depan papan tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) berharap jajaran dewan direksi Bursa Efek Indonesia atau BEI yang baru dapat mempertimbangkan lagi usulan-usulan lama yang diajukan asosiasi yang belum diakomodasi oleh direksi sebelumnya. Hal tersebut merespons diumumkannya paket terpilih sebagai jajaran direksi BEI yang baru pada Jumat kemarin.

Otoritas Jasa Keuangan sebelumnya telah mengumumkan paket terpilih sebagai jajaran direksi baru Bursa Efek Indonesia. Paket yang terpilih adalah yang dikepalai Inarno Djayadi sebagai direktur utama. Inarno sebelumnya menjabat sebagai komisaris utama BEI.

Baca: Inarno Djajadi Gantikan Tito Sulistio Pimpin BEI

Direktur Eksekutif AEI, Isakayoga, optimistis jajaran direksi BEI yang baru dapat mengatasi lebih banyak tantangan di pasar modal Indonesia. Terlebih, jajaran direksi yang baru merupakan wajah lama di pasar modal Indonesia yang sudah cukup paham tentang seluk belum pasar modal.

Isakayoga mengatakan, salah satu usulan AEI tiga tahun lalu kepada jajaran direksi bursa yang baru adalah revisi atas aturan listing fee yang dinilai cukup memberatkan bagi emiten. Sayangnya, hingga usai masa bakti jajaran direksi yang lama, belum ada perubahan yang berarti pada peraturan tersebut.

Advertising
Advertising

Baca: Dirut BEI Sebut IHSG Melemah Karena Dunia Bergejolak

“Kita harapkan direksi yang baru ini memperhatikan lagi keinginan emiten untuk mengembalikan lagi cara rumusan perhitungan listing fee,” kata Isakayoga, Jumat, 22 Juni 2018.

Isakayoga mengatakan, jajaran direksi yang baru merupakan tokoh yang sudah lama berkecimpung di dunia pasar modal. Mereka seharusnya tahu persisi permasalahan di pasar modal dan program-program yang sudah berjalan. Oleh karena itu, ia berharap jajaran direksi yang baru dapat bekerja jauh lebih cepat, khususnya untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi emiten.

Selain persoalan listing fee, hal lain yang diharapkan emiten sejak dahulu yakni strategi untuk meningkatkan likuiditas emiten. Saat ini, masih banyak emiten yang menurutnya masuk kategori emiten tidur, yang mana sahamnya sangat jarang ditransaksikan sehingga cenderung tidak bergerak.

Isakayoga juga mengapresiasi langkah jajaran direksi sebelumnya di bawah pimpinan Tito Sulistio yang berhasil menjalankan program unggulan Yuk Nabung Saham, yang secara signifkan melejitkan jumlah investor ritel di pasar modal dalam dua tahun terakhir. Strategi peningkatan likuditas dan basis investor juga menjadi kunci untuk mendorong performa IHSG, yang merupakan wajah dari pasar modal Indonesia.

Selain itu AEI, kata Isakayoga, juga berharap direksi yang baru mampu mendorong BUMN untuk go public. Sebab, hal tersebut merupakan salah satu janji yang belum terpenuhi oleh direksi sebelumnya.

Sejauh ini, baru anak usaha BUMN saja yang ramai listing di bursa, sementara induknya justru belum. Selain itu, emiten-emiten baru selama ini cenderung lebih banyak berasal dari kelompok perusahaan menengah ke bawah, sehingga minim dampaknya terhadap kapitalisasi pasar.

Melantainya BUMN di lantai BEI, kata Isakayoga, sebagai perusahaan besar tentu akan berdampak signifikan. “BUMN itu motornya pasar modal kita. Sudah lama tidak ada BUMN yang IPO."

BISNIS

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

6 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

6 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

9 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

13 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

13 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya