Sinyal BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Makin Kuat

Sabtu, 23 Juni 2018 08:21 WIB

Kiri-kanan, Deputi Gubenur Sugeng, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Rosmaya Hadi sebelum mengelar press briefing mengenai inflasi bulan Juni 2018, di Gedung Bank Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juni 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mempertegas sinyal bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate pada rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mendatang. "Di RDG yang akan datang, kami siap melakukan langkah-langkah preemptive," kata Perry saat ditemui dalam silaturahmi Idul Fitri Otoritas Jasa Keuangan dan BI di kompleks BI, Jakarta, Jumat, 22 Juni 2018.

Langkah yang diambil BI, ucap Perry, bisa berupa kenaikan suku bunga dan juga bisa dalam bentuk relaksasi kebijakan makroprudensial. "Yaitu untuk mendorong sektor perumahan."

Baca: BI Siapkan Strategi Hadapi Kenaikan Suku Bunga di AS

Bank Indonesia bakal menggelar RDG berikutnya pada 27-28 Juni 2018. Dalam RDG terakhir yang berlangsung 30 Mei 2018, bank sentral mengerek BI 7-Day Repo Rate menjadi 4,75 persen.

Perry berujar, BI berfokus pada stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas rupiah, dalam jangka pendek ini. Menurut Perry, BI siap melakukan langkah preemptive, front loading, dan a head of curve terhadap perkembangan baru arah kebijakan yang terjadi di luar negeri. Kebijakan luar negeri tersebut khususnya dari bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral Eropa (The European Central Bank/ECB).

Advertising
Advertising

Baca: Stabilkan Ekonomi RI, Gubernur BI Siapkan 'Jamu' Moneter

Bank sentral Amerika menaikkan Fed Federal Reserve (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Rabu, 13 Juni 2018. Kenaikan tersebut merupakan langkah kenaikan suku bunga kedua pada 2018.

Perry menuturkan The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga empat kali tahun ini. Sedangkan menurut Perry, ECB sudah mulai jelas dalam proses normalisasi moneter dengan mengurangi penjualan asetnya sejak September 2017.

Selain akan menaikkan suku bunga, BI melakukan relaksasi terhadap makroprudensial. Hal tersebut bertujuan mendorong sektor perumahan. "Kami perkirakan ke depan dengan langkah-langkah kebijakan preemptive dari suku bunga atau relaksasi makroprudensial untuk mendorong sektor perumahan, stabilitas akan terjaga, dan pertumbuhan ekonomi akan naik. Itu akan memberi confidence bagi investor dalam dan luar negeri," ucap Perry.

Dengan begitu, ujar Perry, BI memperkirakan aliran modal asing akan masuk, khususnya di Surat Berharga Negara (SBN). Hal itu akan menambah suplai valas menjadi faktor positif terhadap pasar rupiah ke depan.

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

11 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya