Perang Dagang Amerika-Cina, Begini Strategi agar Ekspor Meningkat

Reporter

Caesar Akbar

Selasa, 19 Juni 2018 01:39 WIB

Aktifitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 15 Desember 2016. BPS mencatat, nilai ekspor dan impor pada November 2016 surplus sebesar 0,84 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau 840 juta dollar AS atau setara dengan Rp 10,92 triliun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah perang dagang antara dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Cina, Indonesia bisa menarik keuntungan. Syaratnya, pemerintah mesti mulai memperkuat diplomasi bilateral dengan mitra dagang strategis agar bisa memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan Indonesia jangka panjang.

"Ketika Amerika Serikat mulai melupakan NAFTA (North America Free Trade Agreement) dan beberapa perjanjian lainnya, ini waktunya Indonesia memperkuat perjanjian bilateral dengan Amerika. Sekarang kan masih kurang sehingga kita cuma jadi penonton," ujar ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira, kepada Tempo, Senin, 18 Juni 2018.

Baca Juga: Perang Dagang Amerika vs Kanada, Dubes AS di Kanada Diancam

Menurut dia, cara pertama memperkuat diplomasi dagang bilateral Indonesia adalah dengan mulai mengoptimalkan atase perdagangan, yang tersebar hampir di semua kedutaan Indonesia di seluruh dunia.

Dengan demikian, selain bisa menggenjot nilai ekspor di pasar yang sudah ada, Indonesia dapat melakukan penetrasi ke pasar-pasar baru, seperti Afrika, Rusia, dan Amerika Latin. "Tujuannya, agar pasar produk Indonesia bisa terdiversifikasi," kata Bhima.

Baca Juga: Meski Ada Perang Dagang, Neraca Perdagangan Indonesia Malah Defisit

"Jadi ketika produk kelapa sawit kita mentok di beberapa negara utama ekspor, kita tidak pusing mau ke mana lagi. Banyak negara yang butuh minyak kelapa sawit kita," ucapnya.

Advertising
Advertising

Bila diplomasi dagang sudah terbangun, Bhima melihat peluang bagi Indonesia untuk meraup keuntungan dalam momen perang dagang Amerika versus Cina terbuka lebar. Dia mencontohkan, untuk ekspor minyak nabati, Indonesia bisa mengekspor ke Cina karena negara itu baru saja meningkatkan tarif impor untuk kacang kedelai dan minyak kedelai yang memukul eksportir kedelai dari Amerika.

Baca Juga: Ini Mengapa Amerika Merasa Perlu Memberi Sanksi Dagang pada Cina

"Indonesia sebagai salah satu eksportir minyak sawit yang besar mesti mengambil celah yang ditinggalkan Amerika di sana. Masuklah produk kelapa sawit Indonesia ke Cina sebagai alternatif minyak nabati (menggantikan minyak kedelai dari Amerika)," tuturnya.

Pada saat yang sama, ketika ekspor elektronik dari Cina ke Amerika menjadi kurang kompetitif karena bea masuknya ditingkatkan pemerintah Amerika, Indonesia bisa mengekspor lebih banyak barang elektronik ke Amerika. "Ada beberapa celah yang bisa dimanfaatkan Indonesia," kata Bhima.

Baca Juga: Ini Reaksi Kanada dan Prancis Atas Tarif Impor Baru Donald Trump

Perang dagang antara Amerika dan Cina makin menghangat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif impor untuk 800 produk asal Cina dengan total nilai US$ 50 miliar terhitung mulai 6 Juli 2018. Produk otomotif andalan Cina termasuk yang akan mengalami kenaikan tarif di Amerika.

Sebagai balasan, Cina pun bersiap mengenakan tarif impor pada 659 produk asal Amerika, mulai kedelai, mobil, hingga makanan laut.

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

11 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

13 jam lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

14 jam lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

3 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

5 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya