Airlangga Hartarto Bahas Peningkatan Ekspor dengan Dubes UE
Reporter
Chitra Paramaesti
Editor
Kodrat Setiawan
Minggu, 27 Mei 2018 13:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membahas peningkatan ekspor produk industri ke kawasan Uni Eropa saat menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.
"Antara lain makanan dan minuman, tekstil, pakaian, dan alas kaki, serta minyak kelapa sawit dan turunannya," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 27 Mei 2018.
Baca juga: Perluas Ekspor Ikan, KKP Bakal Temui Uni Eropa
Berdasarkan data Kemenperin, nilai total perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada 2017 mencapai US$25,2 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar US$14,5 miliar dan impor sekitar US$10,7 miliar.
Karena itu, Airlangga memacu peningkatan kerja sama antara pelaku industri nasional dengan pelaku industri di negara-negara Uni Eropa. Kemitraan ini diharapkan dapat menarik investasi dan transfer teknologi. “Beberapa perusahaan Eropa yang sudah ada di Indonesia, kami pun ajak untuk terus ekspansi,” tutur dia.
Dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral, Airlangga mendorong percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Adapun 15 isu perundingan yang dibahas seperti yaitu perdagangan barang, ketentuan asal barang, Bea Cukai dan fasilitas perdagangan, hambatan teknis perdagangan, dan lain-lain.
Perluasan kerja sama tersebut, ujar Airlangga, di sektor industri alat transportasi udara, antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Airbus. Airlangga menuturkan, PT DI telah cukup lama memasok beberapa komponen pesawat untuk mendukung produksi Airbus seperti pesawat militer Airbus EADS CASA C-295 dan helikopter Airbus (Eurocopter). “Kami harap nanti pasar Eurocopter bisa diperluas lagi,” ucap Airlangga.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend mengatakan delegasi Uni Eropa dengan terdiri dari sebanyak 50 perusahaan akan
berkunjung ke Indonesia pada Oktober mendatang untuk menawarkan konsep kerja sama yang disebut circular economy, selain upaya menjajaki peningkatan kerja sama di sektor industri untuk ekspor dan impor. “Circular economy ini merupakan konsep baru yang tengah digalakkan di Eropa dengan tujuan mengurangi sampah dan meningkatkan daur ulang sampah,” tutur dia.