Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Level Rp 14.187 per Dolar AS

Selasa, 22 Mei 2018 09:41 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Akibat anjloknya Rupiah, sebagian pihak menganggap Rupiah adalah mata uang sampah, namun sebagian pihak memprediksi, pekan depan Rupiah akan membaik. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat tipis menjadi Rp 14.187 dibanding posisi sehari sebelumnya Rp 14.190 per dolar AS, yang merupakan level terlemahnya sejak Oktober 2015.

Penguatan kurs rupiah ini melanjutkan tren pada pembukaan perdagangan pada hari ini. Pasalnya di pasar spot nilai tukar rupiah dibuka menguat 25 poin atau 0,18 persen ke level Rp 14.165 per dolar AS.

Baca: Rupiah ke Level 14.200, Ini Penjelasan Gubernur Bank Indonesia

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini berpeluang terapresiasi terhadap dolar AS dengan rentang berkisar Rp 14.120 hingga Rp 14.240 per dolar AS. "Kenaikan US Treasury Yields tenor 10 tahun sebesar 3,08 persen membuat mata uang dolar AS lebih cenderung terapresiasi terhadap berbagai instrumen mata uang lainnya," ujarnya, Selasa, 22 Mei 2018.

Sementara itu, sentimen kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Juni juga masih kuat. Hal inilah yang membuat pergerakan rupiah lebih cenderung terdepresiasi terhadap dolar AS sehingga sempat menyentuh level Rp 14.222,5 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Meskipun demikian, adapun data makroekonomi global yang akan dirilis Selasa, rata-rata tidak memberikan high market impact. Sementara itu, kenaikan harga komoditas dunia akan mempengaruhi pergerakan dolar AS. Di sisi lain, sentimen perang dagang antara AS dengan Cina sudah mulai mereda sebab kedua negara tersebut telah menyepakati penangguhan perang dagang.

Adapun rupiah pada penutupan perdagangan Senin lalu ditutup melemah 0,24 persen atau 34 poin di Rp 14.190 per dolar AS, yang merupakan level terlemahnya sejak Oktober 2015. Hal ini terjadi setelah dibuka dengan depresiasi 28 poin atau 0,2 persen di Rp 14.184 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengemukakan serangkaian sentimen baik dari dalam maupun luar negeri menekan rupiah atas posisinya terhadap dolar AS. “Padahal BI sudah menaikkan suku bunga, dan pertemuan AS dan Cina ada keputusan (menangguhkan pengenaan tarif). Harusnya dolar mengalami pelemahan. Ternyata tidak,” kata Ibrahim.

BISNIS

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

17 menit lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya