Sektor Manufaktur Berkontribusi Besar dalam Penerimaan Pajak
Reporter
Kartika Anggraeni
Editor
Erwin Prima
Minggu, 20 Mei 2018 05:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan industri manufaktur masih memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak berdasarkan sektor usaha utama pada periode Januari-April 2018. Sumbangan sektor manufaktur ini mencapai Rp 103,07 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 11,3 persen.
Baca: Menperin: Pertambahan Nilai Industri Manufaktur Indonesia Tertinggi di ASEAN
“Industri pengolahan memiliki andil yang cukup besar dalam menyumbangkan pajak nonmigas setiap tahunnya. Jadi pelaku industri telah menunjukkan kepatuhannya terhadap wajib pajak,” kata Airlangga, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 19 Mei 2018.
Ia menjelaskan, kontribusi penerimaan pajak terbesar selanjutnya adalah sektor perdagangan yang mencapai Rp 76,41 triliun dan sektor pertambangan Rp 28,51 triliun. Selain itu, sumbangan dari sektor konstruksi dan real estate Rp 23 triliun, transportasi dan gudang Rp 14,49 triliun, serta pertanian Rp 7,47 triliun.
Airlangga mengatakan sektor manufaktur mencatatkan peningkatan produksi sebesar 0,88 persen dibanding triwulan keempat 2017 atau tumbuh 5,01 persen dari triwulan pertama 2017.
Bahkan pertumbuhan tahunan produksi manufaktur besar dan sedang pada tiga bulan awal tahun ini mampu mengungguli pertumbuhan pada triwulan pertama 2016 sebesar 4,13 persen dan triwulan pertama 2017 sebesar 4,46 persen.
"Dengan daya beli masyarakat yang terus berangsur membaik, industri menjadi semakin optimistis untuk menggenjot produksinya,” ucapnya.
Selain itu, pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti meningkatnya indeks manajer pembelian (PMI) dan kenaikan harga komoditas. Menurut Airlangga, sektor manufaktur yang kinerjanya di atas produk domestik bruto (PDB) nasional antara lain industri logam dasar 9,94 persen, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53 persen, serta industri alat angkutan 6,33 persen.
Airlangga terus mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mencontohkan, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara langsung atau direct call ke Amerika Serikat menggunakan kapal kontainer berukuran besar.
KARTIKA ANGGRAENI