BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini Dampak Positif Negatifnya

Jumat, 18 Mei 2018 13:37 WIB

Bank Indonesia Dukung Peningkatan Industri Hulu

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara, menilai Bank Indonesia agak terlambat menaikkan suku bunga acuan. Meski begitu, keputusan itu berdampak positif karena akan menahan keluarnya dana asing di pasar modal.

"Karena return beberapa instrumen investasi domestik menjadi lebih menarik," kata Bhima saat dihubungi Tempo, Jumat, 18 Mei 2018.

Kemarin Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari level 4,25 persen menjadi 4,5 persen dengan Suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing di level 3,75 persen dan 5,25 persen. Keputusan ini berlaku efektif sejak 18 Mei 2018.

Baca: Naikkan Suku Bunga, BI: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bakal Turun

Bhima menyampaikan dampak positif lain dari kenaikan suku bunga acuan. Dampak itu, yakni cadangan devisa untuk stabilisasi kurs tidak akan terus tergerus besar-besaran. Sejak awal tahun, kata Bhima, cadangan devisa sudah tergerus US$ 7 miliar.

Advertising
Advertising

Dampak selanjutnya, kata Bhima, menguatnya keyakinan pelaku pasar terhadap BI. Sebab, BI dianggap telah membuat kebijakan yang tepat.

Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan kredit. Hal itu dapat berdampak pada laju perekonomian yang kurang optimal. Karenanya, Bhima menyarankan agar BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama memacu bank untuk lebih efisien menyalurkan dana. "Bunga kredit yang masih dobel digit bukan karena bunga acuan saja tapi lebih disebabkan biaya operasional bank masih tinggi," ujar Bhima.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan kenaikan suku bunga acuan menjadi strategi untuk terus menjaga modal asing di Indonesia. “Beberapa bank sentral negara lain juga sudah menaikkan suku bunga,” ujar dia.

Mirza juga memastikan, meskipun bunga acuan naik, target inflasi dan pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap terjaga. “Inflasi tetap di kisaran 3,5 plus minus 1 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,1–5,5 persen.”

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi, Waluyo mengatakan pertumbuhan investasi diperkirakan akan terus meningkat. “Kami optimistis investasi swasta mampu menopang pertumbuhan ekonomi,” kata dia.

Konsumsi juga diperkirakan akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi lantaran ada beberapa faktor pendukung, antara lain pemilihan kepala daerah serentak dan pesta olahraga Asian Games. “Tapi konsekuensinya impor akan meningkat, khususnya barang modal dan konsumsi, sehingga akan ada pengaruhnya ke neraca transaksi berjalan,” ujar Dody.

Kenaikan suku bunga acuan mampu mengerek kurs rupiah. Dalam penutupan perdagangan, kemarin, kurs rupiah ditutup di level 14.047 per dolar AS atau naik 0,29 persen dibanding pada hari sebelumnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

13 menit lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

6 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya