BI Tak Akan Ragu Kembali Naikkan Suku Bunga Tahun Ini

Jumat, 18 Mei 2018 09:04 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (ketiga kanan) sesaat akan memberikan katerangan kepada wartawan usai Rapat Dewan Gubernur di Bank Indonesia, Jakarta, 17 Mei 2018. Posisi Agus sebagai Gubernur BI akan digantikan oleh Perry Warjiyo pada 24 Mei mendatang. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI memberi sinyal akan ada kenaikan suku bunga acuan lagi hingga akhir tahun ini, menyesuaikan sejumlah risiko perekonomian global yang mungkin terjadi, seperti kenaikan Fed Funds Rate (FFR) dan imbal hasil surat utang Amerika Serikat. Hal tersebut di antaranya karena merespons kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali hingga akhir tahun ini.

Karena itu, Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan pihaknya akan terus memonitor perkembangan ekonomi dan siap menempuh langkah-langkah yang lebih kuat guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi. “Termasuk jika harus menyesuaikan 7-Day Repo Rate, kami tidak ragu melakukan itu jika dibutuhkan,” ujar Agus, Kamis, 17 Mei 2018.

Baca: BI: Dana Asing yang Keluar Takkan Goyang Pasar Obligasi

BI kemarin memutuskan menaikkan suku bunga acuan 7-Day Repo Rate di level 4,25 persen sebesar 25 basis poin (bps) dalam rapat Dewan Gubernur BI bulan ini. Dengan begitu, suku bunga acuan saat ini sebesar 4,5 persen.

Kebijakan tersebut ditempuh sebagai bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara, sudah memprediksi, bulan ini, BI akan menaikkan bunga acuan ke level 4,50 persen. Kenaikan bunga acuan susulan diprediksi kembali terjadi pada Juni nanti untuk mengantisipasi kenaikan bunga acuan bank sentral AS (The Fed). “Naik lagi 25 bps, jadi sampai akhir tahun bisa di level 4,75 persen,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik di Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono juga menuturkan BI selayaknya menaikkan suku bunga acuan perlahan-lahan. "Selayaknya dinaikkan 25 basis poin. Kalau langsung 50 bps, itu terlalu tinggi. Nanti dikira panik," ujar Tony di Jakarta, Rabu, 9 Mei 2018.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya