Tak Sepakat Suku Bunga Naik, Ekonom Jelaskan Dampak Buruknya

Senin, 14 Mei 2018 18:20 WIB

Bank Indonesia Waspadai Kenaikan Lanjutan Suku Bunga Amerika

TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adrian Panggabean menilai Bank Indonesia tidak perlu meningkatkan suku bunga kebijakan atau BI 7 Days (Reverse) Repo Rate dalam waktu dekat.

Menurutnya, peningkatan suku bunga acuan justru akan berdampak buruk terhadap industri, salah satunya industri perbankan. Dia mengatakan, perubahan BI 7DRR rate akan memicu penurunan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan karena debitur cenderung menghindari suku bunga kredit yang tinggi.

Di saat yang bersamaan, hal ini juga akan memicu turunnya harga obligasi. Padahal membeli obligasi juga merupakan pilihan para bankir untuk mendapatkan keuntungan karena pertumbuhan penyaluran kredit yang tidak signifikan dalam beberapa tahun ke belakang.

“Bayangkan kalau suku bunga dinaikkan, loan growth-nya akan turun, sementara harga obligasi tambah turun lagi kan? Kalau [BI] menaikkan suku bunga acuan, dampaknya terhadap bank tidak akan bagus. Tidak ada gunanya,” katanya kepada Bisnis, Senin 14 Mei 2018.

Simak: Selamatkan Rupiah, Desakan Agar BI Naikkan Suku Bunga Menguat

Advertising
Advertising

Di luar industri perbankan, secara umum Adrian menilai peningkatan suku bunga acuan oleh BI juga tidak diperlukan. Alasannya, gejolak global yang terjadi hanya akan bersifat sementara. Peningkatan suku bunga acuan justru akan membuat Indonesia terlihat panik.

“Jadi jika kita meningkatkan suku bunga, tidak ada jaminan rupiah akan membaik. Tetapi saya yakin apa yang akan terjadi, pertama equity market akan jatuh, kedua ruang market pasti turun, ketiga akan terkesan panik,” katanya.

Selain itu, dia mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini juga merupakan kondisi global yang tidak hanya menimpa Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidak banyak yang memilih meningkatkan suku bunga acuan.

Di samping itu, dia menilai kondisi nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang lain juga masih stabil. “Terhadap Euro stabil, terhadap Yen stabil, terhadap GBP stabil, hanya lemah kepada USD. Apakah responsnya harus menaikkan suku bunga?” kata dia.

BISNIS.COM

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

23 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

7 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya