TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan mata uang rupiah pagi ini dibuka di level Rp Rp14.004 per dolar Amerika Serikat atau AS. Angka itu melemah tiga poin dari penutupan perdagangan sore kemarin di level Rp14.001 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, pagi ini rupiah tidak akan jauh-jauh dari level Rp14.000. "Range USDIDR hari ini berada di kisaran Rp14.000-14.100 per dolar AS," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Selasa, 8 Mei 2018.

Simak: Batas Angka Rp 14000 per Dolar Akhirnya Jebol Juga

Sementara mengutip laman resmi Bank Indonesia, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar dolar AS ditetapkan Rp 13.956. Angka ini lebih tinggi dari sebelumnya Rp 13.943.

Menurut analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, hasil perilisan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kuartal I-2018 yang tidak sesuai dengan harapan dari para pelaku pasar, memberikan implikasi negatif bagi pelemahan rupiah yang sempat menembus level 14.092 terhadap dolar AS

Secara internal, para pelaku pasar akan menantikan data perilisan cadangan devisa per April yang diproyeksikan tergerus menjadi $125,7 miliar. Secara eksternal, pelaku pasar akan menantikan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Zurich, Swiss, mengenai berbagai kebijakan moneter yang mempengaruhi kondisi keuangan global dan aliran modal internasional.

Secara eksternal, para pelaku pasar global menantikan apakah Powell akan membicarakan terkait dengan tingkat inflasi di AS, serta adanya kemungkinan besar bahwa the Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuan pada Juni nanti.

Dengan demikian, ujarnya, rupiah diprediksikan terdepresiasi terhadap dolar AS. "Range USDIDR hari Selasa, 13.930 hingga 14.355," ujarnya.