Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, 3 Mei 2018. Kunjungan kenegaraan tersebut dalam rangka penguatan hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara di berbagai bidang. ANTARA
TEMPO.CO, Bogor - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah membahas soal perdagangan kedua negara. Retno berujar nilai perdagangan antara kedua negara menurun.
"Tetapi penurunan ini tidak terkait dengan volume perdagangan, tetapi dengan nilai perdagangan karena turunnya harga minyak," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 Mei 2018.
Menurut Retno, nilai perdagangan kedua negara pada 2017 US$ 107 juta. Jumlah ini menurun ketimbang 2016 yang mencapai US$ 176,3 juta. "Brunei banyak sebelumnya mengekspor minyak ke Indonesia. Dengan harga minyak yang turun otomatis nilai dari perdagangan itu sendiri menjadi turun," ucapnya.
Selain itu, kata Retno, kedua pemimpin itu sepakat untuk mencari cara agar nilai perdagangan kedua negara ini meningkat. Caranya dengan menggali bidang-bidang kerja sama dan investasi yang bisa dilakukan.
"Tadi kedua pemimpin menyampaikan bahwa untuk di bidang investasi misalnya, yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan antara lain di bidang perikanan, kemudian di bidang pertanian, perkapalan dan pelabuhan," ucap Retno.
Retno menuturkan satu hal yang sedang dikembangkan oleh Indonesia dan Brunei di bidang pertanian yaitu pengembangan varietas Sembada B9 dan Sembada 188.
"Beras ini sudah bisa dikembangkan antara kedua negara. Ini hanya merupakan satu contoh dari kerja sama di bidang pertanian," tuturnya setelah mendampingi Jokowi bertemu dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.