Rupiah Melemah, Indef: Sebagian Besar karena Fundamental Ekonomi

Sabtu, 28 April 2018 20:48 WIB

Petugas penukaran mata uang asing menghitung uang pecahan 100 dolar AS di lokasi penukaran uang di kawasan Kwitang, Jakarta, 28 Maret 2018. Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.745 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (28/3/2018). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan Bank Indonesia (BI) tidak bisa hanya menyalahkan faktor global atas melemahnya rupiah belakang ini.

"Karena sebagian besar yang mempengaruhi pelemahan rupiah adalah fundamental ekonomi, maka tugas pemerintah juga untuk memperkuat kinerja ekonomi domestik," kata Bima kepada Tempo, Sabtu, 28 April 2018.

Untuk itu, Bima mengatakan pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat dengan menciptakan stabilitas harga, baik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik maupun harga pangan. Terlebih menjelang bulan Ramadan. Selanjutnya, penyaluran bantuan sosial juga tidak boleh terlambat. "Sebagai bentuk pemberian Vitamin C atau Confidence yang akhir akhir ini kurang dipasar," kata Bima.

Simak: IHSG Anjlok Terimbas Pelemahan Rupiah

Jumat lalu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan Kenaikan suku bunga obligasi AS hingga 3,03 persen menjadi penyebab utama rupiah terdepresiasi minus 0,88 persen secara month to date. Kenaikan suku bunga obligasi AS itu disebut sebagai Itu yang tertinggi sejak 2013.

Sebab lain dari depresiasi, ujar Agus, karena faktor musiman. Dalam triwulan II tahun 2018, permintaan valas meningkat. Permintaan itu disebut untuk keperluan membayar utang luar negeri, impor dan pembayaran dividen. Salah satu langkah yang akan di ambil BI jika situasi memburuk adalah menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate.

Lanjut, Bima menyarankan agar BI segera menaikkan suku bunga acuan 7 days repo rate 25-50 bps. Upaya itu dilakukan agar bisa menaikkan return aset sehingga menahan capital outflow dana asing.

Dalam kondisi mendesak, Bima mengatakan BI bisa menerbitkan aturan mengenai capital control untuk tahan DHE atau devisa hasil ekspor di bank dalam negeri, sehingga pembelian rupiah meningkat.

"Thailand berhasil kendalikan bath karena punya instrumen capital control DHE wajib disimpan dibank dalam negeri minimum 6 bulan. Aturan itu kita belum punya," katanya.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

14 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

15 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

17 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

23 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

4 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya