Bank Indonesia Sebut Melemahnya Rupiah karena Faktor Eksternal

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Martha Warta

Kamis, 26 April 2018 20:50 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan faktor eksternal merupakan sebab utama melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan suku bunga obligasi AS hingga 3,03 persen mempengaruhi rupiah serta mata uang negara lain.

"Itu yang tertinggi sejak 2013," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis sore, 26 April 2018.

Baca: Fadli Zon Sebut Depresiasi Rupiah Sudah Membahayakan

Agus mengatakan, secara month to date, rupiah terdepresiasi minus 0,88 persen. Sebab lain dari depresiasi, ujar Agus, karena faktor musiman. Dalam triwulan II tahun 2018, permintaan valas meningkat. Permintaan itu disebut untuk keperluan membayar utang luar negeri, impor dan pembayaran dividen.

Dalam sepekan terakhir, kurs rupiah bergerak fluktuatif di posisi Rp 13.880-13.900 per dolar AS. Sore ini, nilai tukar rupiah ditutup pada Rp 13.891 per dollar AS.

Atas depresiasi itu, Agus mengatakan BI telah menyiapkan empat langkah. Pertama, senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valuta asing maupun rupiah.

Kedua, memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik. Ketiga, mempersiapkan second line of defense bersama negara mitra untuk mempersiapkan bentuk-bentuk kerja sama antarbank sentral demi menjaga stabilitas.

Terakhir, jika tekanan terus berlanjut hingga berpotensi menghambat pencapaian inflasi dan mengganggu stabilitas keuangan, BI akan membuka ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan.

"Akan dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan data dependence atau mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan," kata Agus.

Walau rupiah terdepresiasi, Agus mengatakan fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih berada dalam kondisi baik dan kuat. Inflasi disebut masih sesuai kisaran Bank Indonesia. Selain itu, defisit transaksi berjalan juga lebih rendah dari batas aman, yakni 3 persen. "Momentum pertumbuhan ekonomi juga berlanjut dan kepercayaan asing juga membaik," kata Agus.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

19 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya