Rupiah Melemah, Dana Asing yang Keluar Indonesia Meningkat

Kamis, 26 April 2018 06:13 WIB

Utang Luar Negeri dalam Valas perusahaan yang memiliki sumber pendapatan dalam Rupiah akan menghadapi risiko nilai tukar.

TEMPO.CO, Jakarta - Arus modal asing terus keluar dari pasar modal disebabkan oleh tekanan pelemahan rupiah yang terus berlanjut. Sejak Januari lalu, dana asing yang telah keluar mencapai Rp 29,25 triliun. Dana asing tersebut mulai ‘pulang kampung’, menyusul semakin kencangnya rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) lebih dari tiga kali tahun ini.

AS yang beberapa tahun terakhir menerapkan suku bunga rendah, sejak akhir tahun lalu menaikkan Fed Fund Rate untuk menarik kembali para investor, yang sebelumnya berpaling ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Di satu sisi, Bank Indonesia (BI) pun terus berupaya melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar tidak terperosok lebih dalam lagi.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan berdasarkan pantauan di pasar uang beberapa hari terakhir, BI secara intensif terus menabur dolar AS untuk mengendalikan nilai tukar. Intervensi pasar yang dilakukan tersebut berakibat pada tergerusnya cadangan devisa Indonesia. “Hingga saat ini sudah tergerus US$ 6 miliar (year to date),” katanya kepada Tempo, Rabu 25 April 2018.

Simak: Rupiah Menguat, Ekonom: Efek Intervensi BI

Menurut Faisal hal tersebut lazim dilakukan oleh bank sentral untuk menambah ketersediaan suplai dolar AS di pasar. “Pengalaman di Malaysia sampai habiskan US$ 30 miliar untuk stabilisasi ringgit, kalau sampai sebesar ini sudah terlalu besar, berarti sudah sampai tahap kepanikan,” ucapnya. Dia melanjutkan, psikologis pasar harus tetap dijaga oleh BI agar kepercayaan investor tak menurun.

Advertising
Advertising

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo membenarkan jika lembaganya telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun Surat Berharga Negara (SBN) dalam jumlah yang cukup besar. “Terbukti depresiasi tidak menjadi lebih dalam, perlahan kami menjaga stabilitas rupiah agar berbalik menguat,” katanya. Kemarin, rupiah ditutup berada di posisi 13.888 per dolar AS, setelah sehari sebelumya sempat menyentuh level 13.900 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira berujar di satu sisi langkah BI menggelontorkan devisa untuk menahan pelemahan rupiah tak bisa terus dibiarkan. Sebab, akan berpengaruh pada kredibilitas moneter dalam negeri. Cadangan devisa terus menurun sejak Februari lalu, hingga terakhir berada di posisi US$ 126 miliar.

“Dalam kondisi mendesak BI bisa menerbitkan aturan mengenai capital control untuk tahan devisa hasil ekspor di bank dalam negeri sehingga pembelian rupiah meningkat,” ujarnya.

Bhima mencontohkan di Thailand, langkah tersebut telah berhasil mengendalikan mata uang Bath tetap stabil. “Tapi mereka sudah punya instrument capital control devisa hasil ekspor di mana wajib disimpan di bank dalam negeri minimal 6 bulan, nah aturan ini kita belum punya,” ucapnya. Hal serupa diungkapkan oleh Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada.

Menurut dia, pelaku pasar menilai upaya BI mengguyur dolar AS menggunakan cadangan devisa tidak cukup efektif. “BI mengatakan pelemahan rupiah dikarenakan pengaruh global, tapi dari BI langkah strategisnya apa itu yang belum ditangkap pelaku pasar,” katanya.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

8 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

6 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

7 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya