Darmin Nasution: Akan Ada Keseimbangan Baru Nilai Tukar Rupiah

Rabu, 25 April 2018 07:30 WIB

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan akan ada titik keseimbangan baru untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Kalau pasar sedang bergejolak itu akan selalu ada waktunya untuk Rebound. Mungkin tidak kembali ke level Rp 13.400-13.500 per dolar AS. Akan ada keseimbangan baru tapi tidak akan bergerak terlalu tinggi," ujar Darmin usai menghadiri sebuah diskusi di Hotel Four Season Jakarta, Selasa, 24 April 2018.

Namun, ia enggan menyebutkan berapa nilai keseimbangan baru yang ia maksud. Jika melihat nilai fundamental rupiah sebelum melemah, Darmin mengatakan titik keseimbangan baru tidak akan jauh dari situ. Pernyataan Darmin berkaitan dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang kini hampir menyentuh Rp 14.000 per dolar AS. Hingga pukul 09.57 hari ini, rupiah berada di level Rp 13.890 per dolar AS.

Simak: Karena Ini, Menteri Darmin Tak Khawatir Rupiah Melemah

Menurut Darmin, pelemahan ini terjadi akibat berbagai intervensi dari eksternal, seperti tekanan perang dagang yang masih berlanjut dan rencana Bank Sentral AS menaikkan suku bunganya. Namun begitu, ia mengatakan pelemahan rupiah bukan yang terburuk jika dibandingkan dengan negara lain.

Advertising
Advertising

"Masih banyak negara yang pelemahannya lebih buruk. Tapi presentasenya yang dilihat, jangan absolutnya. Karena kita kursnya kan belasan ribu per dolar AS," tutur dia.

Bank Indonesia (BI) mengaku telah melakukan intervensi pasar dengan dosis yang cukup besar untuk menjaga stabilisasi rupiah. Gubernur BI Agus Martowardojo dalam keterangan tertulisnya pun mengatakan BI akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya.

"Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar Surat Berharga Negara dalam jumlah cukup besar," ujar Agus.

Sejak Jumat, 21 April 2018 hingga Senin, 24 April 2018, kata Agus, tekanan terhadap rupiah terus timbul karena berlanjutnya penguatan dolar AS terhadap mata uang negara-negara di dunia. Penguatan "Greenback" dipicu meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS, US treasury bills, yang mendekati level psikologis tiga persen dan kembal mengemukanya ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve lebih dari tiga kali selama 2018.

Agus mengatakan Bank Sentral akan terus mengawasi dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah, baik yg dipicu oleh gejolak global seperti dampak kenaikan suku bunga AS, perang dagang AS-Cina, dan kenaikan harga minyak dunia.

Kemudian juga tekanan dari ekonomi domestik karena kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik untuk membayar impor, utang luar negeri, dan dividen yang cenderung meningkat pada triwulan II 2018.

ADAM PRIREZA | ANTARA

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

5 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

7 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya