Presiden Jokowi (kanan) bersiap menaiki KRI Frans Kaisiepo-368 sementara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) memotret dari belakang, dalam Komodo 2016, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, 12 April 2016. Kegiatan tersebut melibatkan sedikitnya 50-an kapal. ANTARA/Iggoy el Fitra
TEMPO.CO, Pangandaran - Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta nelayan tidak menggunakan jaring ukuran kecil.
"Jangan (menggunakan jaring dengan mata) yang kecil sehingga telurnya kena. Anak cucu kita nanti tidak bisa menikmati ikan," kata Jokowi saat peresmian Keramba Jaring Apung Offshore di Pangandaran, Jawa Barat, Selasa, 24 April 2018.
Keramba Jaring Apung (KJA) Offshore di Pangandaran sanggup menghasilkan 816 ton ikan setahun per unit. Jumlah KJA di Pangandaran sebanyak 8 unit.
Senada dengan Jokowi, Susi meminta pemerintah daerah Pangandaran membuat aturan agar ukuran mata jaring yang dipakai nelayan tidak kecil. Jaring dengan mata yang kecil mirip kelambu nyamuk bisa membuat telur-telur ikan ikut terambil. Akibatnya, pertumbuhan ikan akan terganggu.
"Kita kembalikan kakap putih yang sempat hilang. Saya mohon kalian (nelayan) menjaga laut," kata Susi.
Dengan menjaga laut, Susi berharap mudah-mudahan cita-cita Presiden Jokowi membangun poros maritim tercapai.
Jokowi menjelaskan, dua per tiga atau 70 persen wilayah Indonesia adalah perairan. Dengan adanya Keramba Jaring Apung, ia berharap hasil budi daya ikan bisa bertambah. "Kami harap ini menjadi cikal bakal, berlipat ganda, nilai tambah budi daya ikan Indonesia," ucapnya.