Kurs Rupiah Melemah, BI Minta Masyarakat Tak Borong Dolar

Reporter

Antara

Selasa, 24 April 2018 08:12 WIB

Petugas penukaran mata uang asing menghitung uang pecahan 100 dolar AS di lokasi penukaran uang di kawasan Kwitang, Jakarta, 28 Maret 2018. Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.745 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (28/3/2018). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan Bank Indonesia akan melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang terus melemah yang kini hampir menyentuh level 14.000 per dolar Amerika Serikat.

"Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai rupiah dengan melakukan intervensi, yakni menjual dolar dan membeli surat utang negara. Dua intervensi itu yang dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah," kata Dody setelah menghadiri serah-terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan BI Jember di Gedung Serbaguna BI Jember, Jawa Timur, Senin sore, 23 April 2018.

Menurut dia, level rupiah ditentukan oleh mekanisme pasar sepenuhnya dan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut disebabkan oleh faktor eksternal, sehingga bukan karena kondisi ekonomi di dalam negeri sedang melemah.

Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Ekonom Sebut 5 Faktor Penyebabnya

"Tekanan terhadap rupiah karena dampak ekonomi global, yakni perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, sehingga tidak hanya berdampak pada Indonesia. Negara-negara berkembang lain juga terdampak," ucapnya.

Ia menjelaskan, pihak BI juga akan menjelaskan kepada pasar dengan memberikan penjelasan tentang harapan, proyeksi, dan risiko ke depan, sehingga meyakinkan pasar tidak akan terkena isu ke depan terkait dengan pelemahan rupiah tersebut.

"Dalam jangka menengah dan panjang, pihak BI bersama pemerintah akan memperbaiki di bidang ekspor, yakni peningkatan ekspor, sehingga berdampak pada meningkatnya devisa. Kalau bicara ekspor, ada iklim usaha, investasi, dan peraturan yang kini dijalankan BI dengan pemerintah," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dody juga meminta masyarakat tidak panik dengan nilai rupiah yang melemah dan tidak melakukan tindakan membeli dolar secara berlebihan, yang justru dapat memicu semakin sulit untuk mempertahankan nilai rupiah.

"BI sedang main `lepas dan tarik` dengan sangat hati-hati dalam tekanan nilai rupiah. BI sebagai bank sentral sedang berupaya menangani moneter tersebut dan yang terpenting adalah masyarakat tetap tenang dengan kondisi tekanan ekonomi yang terjadi di dunia global," ujarnya.

Adapun Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan pada perekonomian di Jawa Timur, karena provinsi tersebut dikenal sebagai daerah pengolahan.

"Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur cukup bagus dan banyak sentra produsen yang ada di sejumlah kabupaten/kota di provinsi ini," tuturnya.

ANTARA

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

13 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya