Kurs Rupiah Melemah, BI Minta Masyarakat Tak Borong Dolar
Reporter
Antara
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 24 April 2018 08:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan Bank Indonesia akan melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang terus melemah yang kini hampir menyentuh level 14.000 per dolar Amerika Serikat.
"Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai rupiah dengan melakukan intervensi, yakni menjual dolar dan membeli surat utang negara. Dua intervensi itu yang dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah," kata Dody setelah menghadiri serah-terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan BI Jember di Gedung Serbaguna BI Jember, Jawa Timur, Senin sore, 23 April 2018.
Menurut dia, level rupiah ditentukan oleh mekanisme pasar sepenuhnya dan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut disebabkan oleh faktor eksternal, sehingga bukan karena kondisi ekonomi di dalam negeri sedang melemah.
Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Ekonom Sebut 5 Faktor Penyebabnya
"Tekanan terhadap rupiah karena dampak ekonomi global, yakni perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, sehingga tidak hanya berdampak pada Indonesia. Negara-negara berkembang lain juga terdampak," ucapnya.
Ia menjelaskan, pihak BI juga akan menjelaskan kepada pasar dengan memberikan penjelasan tentang harapan, proyeksi, dan risiko ke depan, sehingga meyakinkan pasar tidak akan terkena isu ke depan terkait dengan pelemahan rupiah tersebut.
"Dalam jangka menengah dan panjang, pihak BI bersama pemerintah akan memperbaiki di bidang ekspor, yakni peningkatan ekspor, sehingga berdampak pada meningkatnya devisa. Kalau bicara ekspor, ada iklim usaha, investasi, dan peraturan yang kini dijalankan BI dengan pemerintah," ujarnya.
Dody juga meminta masyarakat tidak panik dengan nilai rupiah yang melemah dan tidak melakukan tindakan membeli dolar secara berlebihan, yang justru dapat memicu semakin sulit untuk mempertahankan nilai rupiah.
"BI sedang main `lepas dan tarik` dengan sangat hati-hati dalam tekanan nilai rupiah. BI sebagai bank sentral sedang berupaya menangani moneter tersebut dan yang terpenting adalah masyarakat tetap tenang dengan kondisi tekanan ekonomi yang terjadi di dunia global," ujarnya.
Adapun Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan pada perekonomian di Jawa Timur, karena provinsi tersebut dikenal sebagai daerah pengolahan.
"Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur cukup bagus dan banyak sentra produsen yang ada di sejumlah kabupaten/kota di provinsi ini," tuturnya.
ANTARA