JP Morgan Prediksi Perang Suriah Bakal Kerek Harga Minyak

Reporter

Bisnis.com

Senin, 16 April 2018 07:41 WIB

Sebuah kapal mendekati lokasi pertama kali munculnya api di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, 31 Maret 2018. Kebakaran ini berasal dari ceceran minyak yang ditemukan kapal patroli PT Pertamina. ANTARA/Sheravim

TEMPO.CO, Jakarta -Harga minyak saat ini mencapai level lebih tinggi dalam tiga tahun terakhir dan kemungkinan masih akan terus melonjak mencapai US$80 per barel jika AS dan Uni Eropa tetap memberikan sanksi ke Iran dan memperluas perang Suriah. Pada penutupan perdagangan Sabtu, 14 April 2018, harga minyak Brent telah menyentuh US$ 72,8 per barel naik 0,56 poin atau 0,78 persen dari hari sebelumnya.

Ahli strategi JPMorgan Jhond Norman mengatakan bahwa konflik dengan Suriah tidak berpengaruh terlalu besar terhadap persediaan minyak, tetapi memang produksinya sudah sangat jauh berkurang setelah perang selama tujuh tahun.

“Risiko yang diperkirakan muncul pada musim panas justru datang lebih cepat karena kasus di Suriah itu,” katanya.

Dia juga menyebutkan akan ada keputusan baru pada Mei mendatang terkait dengan sanksi terhadap Iran. “Sebagai awal dari proses untuk mempertahankan tekanan pada pasar minyak, sehingga harga dan volatilitasnya tinggi,” ungkap Jhond.

Baca: ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

Brian Baris dari Cambiar Investors, Denver, AS dan James Paulsen dari Leuthold Weeden Capital Management, Minneapolis, AS berpendapat bahwa peminat bisnis energi sudah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Posisi bullish Brent telah mencapai rekor tertinggi yang berakhir 10 April lalu.

Advertising
Advertising

JP Morgan menyebutkan harga minyak akan mampu bertahan hingga 3-6 bulan ke depan sebelum produsen AS kembali merespons untuk terus menambah produksi daripada memangkas persediaan yang bisa berpengaruh pada pasokan global.

Meskipun Brent naik 8 persen tahun 2018 dan lebih dari 30 persen dibanding setahun terakhir, pergerakan harganya terbilang cukup stabil dan tidak perlu khawatir jika permintaan meningkat.

“Perdagangan minyak sedang menonjol di pasar bulan ini, satu-satunya harga asset global yang mencapai kenaikan harga tertinggi di 2018, namun alasan kami fokus kembali ke minyak mentah minggu ini adalah karena masalah geopolitik dan konteks potensi sistemik.”

BISNIS

Berita terkait

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

22 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

10 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

17 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

18 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

18 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

21 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

21 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya