Bank Indonesia Yakin Neraca Perdagangan Maret Surplus USD 1,1 M

Sabtu, 14 April 2018 07:21 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yakin neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2018 akan berbalik menjadi surplus hingga US$ 1,1 miliar dari posisi yang terus defisit selama tiga bulan terakhir. Adapun pada Januari 2018 neraca perdagangan defisit US$ 680 juta, kemudian defisit menurun pada Februari 2018 sebesar US$ 120 juta.

"Di Maret ini akan ada surplus kira-kira US$ 1,1 miliar. Jadi neraca perdagangan kita di kuartal pertama 2018 akan positif," ujar Agus dalam rangkaian rapat koordinasi Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah di Batam, Jumat, 13 April 2018.

Baca: BI Optimistis Kasus Century Tak Ganggu Stabilitas Sistem Keuangan

Agus mengatakan, dengan perkiraan surplus yang cukup besar pada Maret itu, neraca perdagangan secara keseluruhan pada kuartal pertama (Januari-Maret) 2018 bakal terkompensasi meskipun ada defisit pada Januari dan Februari 2018. Dengan begitu, indikator ekspor-impor akan berada di level positif.

Agus memperkirakan, dengan kinerja neraca perdagangan itu, neraca transaksi berjalan (current account) pada kuartal pertama 2018 masih akan mencatat defisit di level 2 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Jadi sedikit ada tekanan tapi akan kembali terkendali karena secara umum, selama transaksi berjalan terhadap PDB itu di bawah 3 persen, kami melihat itu masih sehat," katanya.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Agus belum menyebutkan penyebab surplus neraca perdagangan pada Maret 2018 itu. Namun, jika melihat indikator ekspor, seperti pemulihan ekonomi negara mitra dagang dan indeks produksi industrial, kinerja ekspor memang berpeluang membaik pada Maret 2018.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal keempat 2017 adalah 2,6 persen, membaik dibanding kuartal sebelumnya, yaitu 2,3 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal keempat 2017 mencapai 2 persen, meningkat dibanding kuartal ketiga 2017, yang sebesar 1,9 persen.

Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia yang bakal lengser pada Mei mendatang ini mengakui, meskipun ekspor meningkat, impor juga mengekor naik. Penyebabnya ambisi tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan memacu kenaikan laju impor barang baku dan barang modal yang masih mengandalkan sumber manufaktur luar negeri. "Impor bahan baku dan bahan antara cukup meningkat untuk mengisi dan memenuhi kebutuhan manufaktur untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya