Susi: Ratusan Juta Ton Ikan Mati Dibuang ke Laut Akibat Cantrang

Selasa, 27 Maret 2018 07:12 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat konferensi pers mengenai cantrang di kantor KKP, Jakarta, 18 Januari 2018. TEMPO/Naufal Dwihimawan Adjiditho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjabarkan alasan pelarangan penggunaan cantrang kepada anggota Komisi IV DPR dalam rapat kerja di Senayan, Senin, 26 Maret 2018. Menurut Susi, para pengguna cantrang kerap membuang ikan kecil, bibit ikan atau ikan yang tidak memiliki nilai ekonomi ke laut.

"Contohnya seperti di Pantura, mereka buang ke laut setengah sampai satu ton setiap hari," ujar Susi.

Susi mengatakan kapal cantrang yang sudah terdaftar di Kementerian sebanyak 850 kapal. Jika ditambah dengan kapal yang belum terdaftar, jumlahnya diperkirakan mencapai 1500 kapal.

"Kalau dihitung yang dibuang ke laut setengah ton ikan per kapal dikali 1500 kapal. Kalau dalam setahun itu sepuluh bulan (waktu tangkap), itu ratusan juta ton ikan yang dibuang," kata Susi.

Pelarangan cantrang diatur dalam Peraturan Menteri No. 2/PERMEN-KP/2015. Kementerian menilai cantrang termasuk dalam kategori alat tangkap tak ramah lingkungan.

Susi mengatakan, kebijakan itu diterapkan tak lain demi meningkatkan kesejahteraan nelayan. Susi menganggap penggunaan cantrang hanya bentuk kerakusan.

Terlebih menurut dia, kebanyakan pengguna cantrang adalah kapal berukuran 30 gross tonnase (GT). Sedangkan, pengertian nelayan kata Susi yang sesuai dengan undang-undang adalah orang yang memiliki kapal dibawah 10 GT.

"Ini untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik, supaya ikannya makin tambah banyak," katanya.

Susi mengatakan, tak diperbolehkannya cantrang tak lantas melarang nelayan melaut. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memfasilitasi nelayan dan pemilik kapal untuk menggunakan alat tangkap lain selain cantrang.

"Untuk nelayan, ke bank kita fasilitasi, utang lama bisa di restrukturisasi, utang baru tak perlu jaminan tambahan," katanya.

Kebijakan Susi sempat mendapat protes dari beberapa kelompok nelayan. Seperti pada Januari lalu, sejumlah kelompok nelayan melakukan unjuk rasa di Istana Kepresidenan menuntut pencabutan pelarangan cantrang.

Menteri Susi Pudjiastuti mengakui bahwa kebijakannya rawan terhadap protes. Namun, dia berkukuh mempertahankan pelarangan cantrang. "Kalau mau mencari tenang dan aman saya gak mau melakukan policy ini, tetapi saya bertanggung jawab selama tiga tahun di Kementrian Kelautan," katanya.

Berita terkait

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

36 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

37 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

37 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

6 Februari 2024

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah akan membebaskan pilot Susi Air besok

Baca Selengkapnya

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

16 Januari 2024

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

Susi Pudjiastuti buka suara soal dugaan suap dari SAP, perusahaan software berbasis di Jerman, kepada pejabat KKP.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

10 Januari 2024

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

Laut Cina Selatan disebut dalam debat capres lalu. Berikut alasan pemerintah Indonesia bersikeras menyebutnya sebagai Laut Natuna Utara.

Baca Selengkapnya