Perang Dagang, BEI Optimistis Pasar Tak Akan Bergejolak

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Martha Warta

Sabtu, 24 Maret 2018 17:01 WIB

Suasana pergerakan saham di layar Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 9 Maret 2018. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah pada akhir sesi pertama perdagangan Jumat ini. RTI mencatat, indeks acuan saham domestik turun 30,17 poin atau setara 0,47% ke level 6.412,86.TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia optimistis jika pasar saham tidak akan bergejolak dengan adanya sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina atau pun The Fed yang akan menaikkan suku bunga tiga atau empat kali dalam tahun ini.

Seperti diketahui, dari lima hari perdagangan saham pada pekan ketiga Maret ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebanyak empat kali atau turun sebesar 1,49%.

Baca: Perang Dagang Amerika Cina, Indonesia Bisa Lirik Partner Lain

Menurut Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan, kondisi tersebut wajar saja terjadi karena para pelaku pasar terpancing dengan sentimen dari luar. Namun, dia meyakini fundamental makroekonomi domestik bisa menopang pertumbuhan indeks.

"Kita percaya bahwa ini hanya akan berlangsung sementara. Kalau melihat faktor internal saat ini, tidak ada hal signifikan untuk dikhawatirkan selama inflasi terjaga dan BI juga mengatakan tidak menaikkan suku bunga acuan," kata Nicky kepada Tempo di Graha Niaga CIMB pada Sabtu, 24 Maret 2018.

Di lain sisi, lanjut Nicky, saat ini juga sudah ada dua emiten yang go public dan 22 calon emiten baru yang akan mencatatkan saham perdananya (initial public offering) pada 2018. "Ini baru Maret, total calon emiten baru sudah 24. Sementara target untuk 2018 adalah 35 emiten. Jadi ini cukup memberikan optimisme," kata Nicky.

Advertising
Advertising

Selain target pencatatan saham baru, right issue dan obligasi. Pada tahun 2018 BEI menetapkan asumsi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) BEI sebesar Rp 9 triliun atau meningkat dibandingkan target 2017 versi revisi sebesar Rp7,75 triliun. "Saat ini, transaksi kita sekitar RP 8,9 T per hari," ujar dia.

Dengan catatan-catatan itu, Nicky menyatakan, pasar saham tidak akan mengalami gejolak. "Turun naik tentu biasa, tidak ada grafik yang lurus terus. Selama semua masih bisa diprediksi, kita bisa menyiapkan langkah antisipasi," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Dia memprediksi IHSG akan menguat untuk pekan depan. Mengingat secara psikologis, IHSG sudah turun begitu dalam selama bulan ini. "Secara umum, fundamental makroekonomi domestik bisa menopang pertumbuhan indeks," kata Nafan.



Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

8 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

11 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

11 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

15 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

17 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya