Faisal Basri Pertanyakan Klaim Utang untuk Infrastruktur

Kamis, 22 Maret 2018 11:59 WIB

Foto aerial pembangunan proyek jalur layang MRT di Kawasan Fatmawati, Jakarta, 2 Januari 2018. Menurut data PT MRT Jakarta, proyek pembangunan infrastruktur MRT fase I Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai 90 persen. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Faisal Basri, mempertanyakan pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution soal pentingnya peningkatan utang pemerintah demi pembangunan infrastruktur Indonesia. Faisal menyebutkan pernyataan Darmin tersebut tidak sesuai dengan kenyataan bahwa infrastruktur tidak sepenuhnya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Terbukti sekali bahwa tidak benar apa yang dikatakan Pak Darmin, yang mengatakan tak utang, pembangunan infrastruktur lambat. Terbukti bahwa utang itu relatif kecil hubungannya dengan pembangunan infrastruktur,” kata Faisal dalam sebuah diskusi di kantor Indef, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Maret 2018.

Baca: 4 Negara Gagal Bayar Utang ke China, Indef Ingatkan Akibatnya

Faisal lalu menyebutkan utang pemerintah justru melalui badan usaha milik negara (BUMN). Dia berujar, APBN hanya membiayai light rail transit (LRT) sebesar Rp 1,6 triliun.

Sedangkan sisa dananya dianggarkan melalui pinjaman oleh PT Adhi Karya Tbk. Faisal juga menuturkan pembangunan transmisi listrik yang dulunya dibiayai APBN kini bergantung pada Perusahaan Listrik Negara.

Advertising
Advertising

Menurut Faisal, utang yang seharusnya untuk pembangunan infrastruktur itu justru dialokasikan ke belanja pegawai dan pos lain. Hal itu menyebabkan anggaran belanja pegawai kerap meningkat selama empat tahun terakhir.

Faisal kemudian menunjukkan data yang diperoleh dari Kementerian Keuangan pada 2014. Pada tahun tersebut, alokasi belanja pegawai mencapai 20,25 persen dari total APBN. Angka itu meningkat pada 2015 menjadi sebesar 23,76 persen dan 2016 sebesar 26,44 persen dari APBN.

Pada 2017, alokasi anggaran belanja pegawai sedikit menurun di angka 26,25 persen. “Terbukti utang digunakan untuk meningkatkan pos lain, termasuk pegawai. Ini bukan Orde Baru. Jadi enggak benar nih, sorry, Pak Darmin,” tutur Faisal dengan nada tinggi.

Sebelumnya, Darmin mengatakan utang luar negeri Indonesia digunakan untuk membangun infrastruktur. Menurut dia, pemerintah bisa saja tak mengajukan utang, tapi nantinya tidak ada pembangunan infrastruktur.

Darmin juga menyebutkan utang luar negeri Indonesia tersebut berada dalam level aman. “Beban utang kita tidak termasuk tinggi di antara negara mana pun,” ucap Darmin di kantornya, Rabu, 7 Maret 2018.

Berita terkait

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

4 jam lalu

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memperbaiki ruas Tol Jagorawi mulai hari ini, Ahad, 5 sampai 12 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

6 hari lalu

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meninjau langsung jalan Desa Srikaton menuju ke Jalan Perambahan, pada Minggu, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

9 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya