Peneliti Megawati Institute Sebutkan 4 Penyebab Ketimpangan di RI

Kamis, 22 Maret 2018 11:06 WIB

Seorang pemulung memanggul kardus bekas di kawasan Tanah Abang, Jakarta, 24 Juli 2017. Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta per Maret 2017 menunjukan tingkat kemiskinan di Jakarta sebesar 389,69 ribu orang atau 3,77 persen. TEMPO/Rizki Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Megawati Institute Faishal Rahman menuturkan empat faktor penyebab ketimpangan di Indonesia. Ada empat faktor yang mendorong terjadinya ketimpangan di Indonesia. Antara lain akses pendidikan dan kesehatan yang masih terbatas. Kemudian, peluang tenaga kerja kasar untuk menerima kenaikan gaji, angkanya lebih sedikit dibandingkan pekerja yang memiliki keahlian.

Terpusatnya kekayaan pada segelintir orang, ujar Faishal juga salah satu hal yang mendorong terjadinya ketimpangan di Indonesia. Selain itu, ketimpangan resiliensi rentan terhadap guncangan ekonomi. “Hal tersebut akan mempengaruhi alokasi pendapatan terhadap pendidikan dan kesehatan,” ujar Faishal di Kantor Megawati Institute, Rabu, 19 Maret 2018.

Baca: Kemendes Sebut Ketimpangan Bukan Hanya Urusan Pusat Saja

Menurut Faishal, rata-rata pertumbuhan penghasilan 40 orang terkaya di Indonesia sebesar 17 persen dalam kurun waktu 2006 hingga 2016. Angka tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan perekonomian nasional, dengan rata-rata 6 persen dan pendapatan perkapita yang rata-ratanya hanya 4 persen dalam kurum waktu 10 tahun.“Laju kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia tiga kali lebih cepat dari pertumbuhan nasional selama tahun 2006 hingga 2016.” Kata dia.

Faishal menjelaskan akumulasi dari pendapatan 40 orang terkaya tersebut selama satu tahun mencapai US$ 16,8 miliar atau sekitar Rp 231 triliun. Dia menuturkan satu orang terkaya di Indonesia bisa menghasilkan US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,5 triliun selama satu tahun.

Advertising
Advertising

Jika bentang waktunya dipersempit, kata Faishal, penghasilan orang terkaya di Indonesia mencapai US$ 36 juta perbulan atau sekitar Rp 400 miliar. Angka tersebut menjadi timpang, ketika penghasilan buruh tani di Indonesia hanya Rp 1,5 juta per bulan.

Faishal mengatakan jumlah buruh tani di Indonesia sebanyak 37 juta orang. “Penghasilan satu orang konglomerat di Indonesia, hampir sama dengan penghasilan 37 juta buruh tani se-Indonesia,” tutur dia.

Buruh tani sendiri merupakan penyumbang 29,68 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Faishal berujar, kualitas tenaga kerja Indonesia masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase angka tenaga kerja berpendidikan akhir Sekolah Dasar (SD) masih mendominasi. Di tahun 2017 42,1 persen pekerja Indonesia merupakan lulusan SD.

Megawati Institute memberikan beberapa rekomendasi atas hasil penelitiaannya soal ketimpangan ekonomi di Indonesia. Salah satunya ialah mendorong inovasi yang mampu meningkatkan keahlian tenaga kerja. Pemerintah juga diharapkan membuat lapangan kerja pedesaan di luar usaha tani. “Garis kemiskinan merupakan representasi kebutuhan masyarakat,” ucap Faishal.

Berita terkait

Soal Penyebab Ketimpangan Ekonomi yang Diucapkan Anies dalam Debat, Pengamat Singgung UU Cipta Kerja

5 Februari 2024

Soal Penyebab Ketimpangan Ekonomi yang Diucapkan Anies dalam Debat, Pengamat Singgung UU Cipta Kerja

Ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira menyebut ketimpangan ekonomi di Indonesia terjadi lantaran kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Terakhir, Anies Baswedan Soroti Masalah Ketimpangan

4 Februari 2024

Debat Capres Terakhir, Anies Baswedan Soroti Masalah Ketimpangan

Calon presiden atau Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan menjadi masalah terbesar RI.

Baca Selengkapnya

Anies Soroti Kemajuan Pembangunan Tak Setara: Tidak Bisa dengan Effort Biasa

4 Februari 2024

Anies Soroti Kemajuan Pembangunan Tak Setara: Tidak Bisa dengan Effort Biasa

Anies Baswedan menyoroti ketidaksetaraan saat ini. Di samping daerah-daerah yang mengalami kemajuan, ada daerahyang jauh tertinggal.

Baca Selengkapnya

Cerita Anies usai Bertemu Emil Salim: Diskusi Sampai 23.30, dengan Usia 93 Tahun, Tidak Ada Kantuk

29 Januari 2024

Cerita Anies usai Bertemu Emil Salim: Diskusi Sampai 23.30, dengan Usia 93 Tahun, Tidak Ada Kantuk

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menceritakan pertemuannya dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim tadi malam.

Baca Selengkapnya

Soroti Ketimpangan Tanah, Mahfud MD Bandingkan Luas Lahan Bisnis Sawit dengan Lahan Petani

21 Januari 2024

Soroti Ketimpangan Tanah, Mahfud MD Bandingkan Luas Lahan Bisnis Sawit dengan Lahan Petani

Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut tiga Mahfud MD menyoroti ketimpangan tanah yang terjadi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Anies Janjikan Samarinda Masuk Daftar 40 Kota Maju Setara Jakarta: Ketimpangan Harus Diselesaikan

11 Januari 2024

Anies Janjikan Samarinda Masuk Daftar 40 Kota Maju Setara Jakarta: Ketimpangan Harus Diselesaikan

Capres Anies Baswedan berjanji mewujudkan Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur masuk dalam daftar 40 kota maju yang setara dengan Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Bangun Kesetaraan Lintas Ekonomi, Wilayah dan Sosial: Bukan Hanya di Satu Tempat

26 Desember 2023

Anies Janji Bangun Kesetaraan Lintas Ekonomi, Wilayah dan Sosial: Bukan Hanya di Satu Tempat

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, berjanji membangun kesetaraan di berbagai aspek kehidupan jika nanti terpilih dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Mahfud MD Selesaikan Ketimpangan Ekonomi, Dimulai dari Pemberantasan Korupsi

20 Desember 2023

Cara Mahfud MD Selesaikan Ketimpangan Ekonomi, Dimulai dari Pemberantasan Korupsi

Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD membagikan kiatnya untuk menyelesaikan permasalahan ketimpangan ekonomi apabila terpilih dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Perekonomian Indonesia Timpang, Apa Buktinya?

11 Desember 2023

Anies Baswedan Sebut Perekonomian Indonesia Timpang, Apa Buktinya?

Calon Presiden Anies Baswedan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia mengalami ketimpangan.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Proyek Hanya Dinikmati Kelas Menengah ke Atas: Kita Akan Bangun dari Pinggiran

10 Desember 2023

Mahfud MD Kritik Proyek Hanya Dinikmati Kelas Menengah ke Atas: Kita Akan Bangun dari Pinggiran

Calon wakil presiden Mahfud MD mengkritik pembangunan yang selama ini masih belum merata dirasakan seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya