OJK Bakal Kaji Soal Kredit Pendidikan Tahun Ini

Kamis, 15 Maret 2018 14:00 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso berbicara kepada wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Jumat, 28 Desember 2017. TEMPO/Budiarti Utami Putr

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan akan melakukan kajian mengenai pemberian kredit pendidikan atau student loan seperti yang diminta oleh Presiden Jokowi. "Secepatnya kajian, ya tahun ini," kata Wimboh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018.

Kredit pendidikan, kata Wimboh, sebetulnya sudah lama ada di Indonesia. "Sudah ada lama tapi nanti bisa kita tawarkan lagi supaya masyarakat mempunyai kesempatan untuk belajar lebih tinggi lagi mendapatkan pengalaman. Sehingga nanti bisa lebih profesional dan mendukung produksi barang-barang," ucapnya.

Baca: Jokowi Kritik Perbankan Bermain Terlalu Aman, Ini Buktinya

Wimboh menuturkan, selama ini memang tidak ada kredit khusus pendidikan, tetapi kredit tanpa agunan. Umumnya, kata dia, kredit tanpa agunan (KTA) juga bisa dipakai untuk apa saja, termasuk pendidikan.

Adapun kredit pendidikan belum dikembangkan secara khusus. Menurut Wimboh, kredit pendidikan tak membutuhkan peraturan khusus.

Advertising
Advertising

Yang membedakan antara kredit pendidikan dengan KTA, kata Wimboh, ialah cara pembayarannya. "KTA kan bayarnya bisa setiap bulan. Nanti student loan itu ada opsinya mau bayar tiap bulan, mau bayar nanti kalau dapat beasiswa, atau kalau sudah kerja," ujarnya.

Presiden Jokowi sebelumnya memberikan pekerjaan rumah kepada pelaku perbankan, dalam pertemuannya dengan pimpinan bank umum Indonesia. Ia meminta kepada para pelaku perbankan untuk mengeluarkan produk finansial baru berupa kredit pendidikan atau student loan.

Jokowi mengaku heran perbankan Indonesia tak memiliki produk kredit pendidikan. Padahal, kata dia, nilai nominal outstanding atau realisasi pembiayaan kredit pendidikan di Amerika Serikat telah melampaui total outstanding pinjaman kartu kredit. "Kaget saya membaca ini," katanya.

Lebih jauh Jokowi menyebutkan, total pinjaman kartu kredit di negara Abang Sam itu mencapai US$ 800 miliar. Sedangkan total pinjaman kredit pendidikannya mencapai US$ 1,3 triliun.

Menurut Jokowi, jika Indonesia memiliki produk kredit pendidikan, perilaku konsumtif bakal berpindah ke hal-hal yang bersifat produktif. "Dan memberikan nantinya nilai tambah kepada intelektualitas, visi kita ke depan yang sangat basic yaitu bidang pendidikan," ujarnya.

Berita terkait

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

37 menit lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

17 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

2 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

3 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya