Bank Indonesia: Nilai Rupiah Memang Sudah Undervalue

Jumat, 2 Maret 2018 18:19 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan nilai tukar rupiah yang belakangan berada di antara Rp 13.600 dan Rp 13.700 per dolar Amerika Serikat dinilai sudah undervalue. Bahkan hal itu terjadi sejak sebelum adanya fluktuasi kurs mata uang global selama Februari kemarin.

"Kalau, menurut Bank Indonesia, rupiah itu memang sebelum fluktuasi sudah undervalue. Jadi kalau ada fluktuasi seperti beberapa hari terakhir ya memang rupiahnya undervalue," ujar Mirza di kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.

Simak: Karena Hal Ini, Menteri Darmin Tak Khawatir Rupiah Melemah

Menurut Mirza, nilai aman pertukaran rupiah berada pada level Rp 13.200 dan 13.300 per dolar AS. Untuk itu, ia mengatakan pihaknya siap hadir di pasar valuta asing dan pasar surat berharga negara (SBN) untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Ia pun membantah BI sengaja membuat rupiah undervalue untuk menggenjot nilai ekspor.

"Kalau sudah undervalue untuk apa BI buat lebih undervalue lagi. BI pasti ada di pasar untuk lakukan stabilisasi," tutur dia.

Advertising
Advertising

Fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi selama Februari, kata Mirza, merupakan dampak dari adanya data-data yang mengkonfirmasi bahwa Federal Reserve milik Amerika akan menaikkan bunga pada Maret dan Juni. Tidak hanya Indonesia, negara maju dan berkembang lainnya pun terkena dampak dari rencana tersebut.

Mirza menjelaskan, di antara mata uang negara maju yang ikut melemah adalah dolar Kanada yang melemah 3,6 persen, krona Swedia yang melemah 4,9 persen, serta dolar Australia yang juga melemah 3,6 persen.

Sedangkan untuk negara berkembang, selain rupiah Indonesia, rupee India ikut melemah 2,4 persen. Hal yang sama juga terjadi pada mata uang Filipina, peso, yang melemah 1,5 persen.

Rupiah Indonesia sendiri pada pasar spot pada siang hari ini, 2 Maret 2018, pukul 11.21 WIB, melemah 9 poin atau 0,07 persen ke level Rp 13.757 per dolar AS. Sebelumnya, pada pukul 08.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 8 poin atau 0,06 persen ke level Rp 13.740 per dolar AS.

Rupiah diprediksi akan kembali menguat hari ini setelah dalam sesi perdagangan kemarin, 1 Maret 2018, menyentuh level Rp 13.800.

Bank Indonesia menyebutkan fluktuasi ini bersifat sementara. Pasalnya saat ini pasar sedang melakukan penyesuaian dengan rencana penambahan bunga oleh Amerika tersebut.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya