BPS: Pelemahan Kurs Rupiah Bukan Pemicu Inflasi Februari

Kamis, 1 Maret 2018 15:39 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat belakangan ini bukan penyebab meningkatnya laju inflasi pada Februari lalu. "Kalau dilihat, kelompok barang yang di inti naiknya lebih karena faktor domestik. Karena itu, saya tidak akan menyimpulkan karena pelemahan rupiah," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Kamis, 1 Maret 2018.

BPS telah mengumumkan inflasi pada Februari 2018 sebesar 0,17 persen, yang didominasi komponen inti yang mengalami inflasi 0,26 persen dengan andil terhadap inflasi Februari 2018 sebesar 0,15 persen.

Baca: Rupiah Melemah ke Rp 13.791 pada Kamis Pagi Ini

Adapun kelompok komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen yang harganya bergejolak berturut-turut mengalami inflasi 0,07 persen dan 0,1 persen serta memberikan sumbangan terhadap inflasi masing-masing 0,01 persen. "Betul, inflasi 0,17 persen didominasi oleh inflasi inti 0,26 persen dengan andil 0,15 persen," kata Suhariyanto.

Untuk komoditas di komponen inti yang mengalami inflasi sendiri adalah emas, yang memberikan sumbangan 0,02 persen dan dipengaruhi pergerakan harga emas internasional. "Komoditas lain lebih karena kenaikan domestik, seperti kenaikan upah pembantu rumah tangga 0,01 persen, kenaikan tarif sewa rumah 0,1 persen, dan naiknya tarif tukang bukan mandor 0,01 persen. Ada juga beberapa komoditas seperti soto dan ayam goreng," ucap dia.

Advertising
Advertising

Beberapa komoditas lain yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2018, antara lain rokok kretek, rokok kretek filter, beras, bawang putih, ikan segar, bawang merah, emas perhiasan, bensin, mi kering instan, anggur, pepaya, semangka, cabai rawit, tarif sewa rumah, upah tukang bukan mandor, tarif listrik, upah pembantu rumah tangga, dan mobil.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, tarif angkutan udara, cabai merah, bayam, kacang panjang, kentang, sawi hijau, dan wortel. Dari 82 kota, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,05 persen dan terendah terjadi di Palangkaraya sebesar 0,04 persen. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 0,96 persen dan terendah terjadi di Lubuklinggau sebesar 0,02 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2018 sebesar 0,79 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2018 terhadap Februari 2017) 3,18 persen. Komponen inti pada Februari 2018 mengalami inflasi 0,26 persen.

Sedangkan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Februari) 2018 mengalami inflasi 0,57 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Februari 2018 terhadap Februari 2017) 2,58 persen. Adapun nilai tukar rupiah terus melemah belakangan ini dan berada di level Rp 13.793 per dolar Amerika pada siang ini.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

10 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

12 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

13 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

17 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

18 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

23 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya