Susi Pudjiastuti Yakin Ada Sindikat Penyelundupan 71 Ribu Lobster

Sabtu, 24 Februari 2018 12:45 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (kedua kanan) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 5 April 2017. Rapat ini juga membahas penindakan pelanggaran penyelundupan benih Lobster. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meyakini ada sindikat yang bermain di balik aksi penyelundupan 71.982 ekor benih lobster. Sebab, potensi nilai dari benih yang diselundupkan sangatlah besar, mencapai Rp 30 miliar.

"Ya memang sindikat," kata Susi Pudjiastuti di kantor Bea dan Cukai, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 23 Februari 2018. Susi hadir bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers pasca-penindakan oleh petugas Bea-Cukai.

Kamis, 22 Februari 2018, petugas dari Direktorat Jenderal Bea-Cukai Kementerian Keuangan berhasil menggagalkan penyelundupan ribuan benih lobster yang dibawa menggunakan 193 kemasan dalam empat koper besar. Penyelundupan dilakukan oleh enam orang kurir dalam penerbangan menggunakan pesawat Lion Air JT 0162 tujuan Singapura.

Sebelum marak aksi penyelundupan, kata Susi Pudjiastuti, nelayan Indonesia bisa mengantongi pendapatan yang lebih besar dari jual-beli lobster. Namun sejak 2000-an, penyelundupan benih mulai ramai untuk dikirim ke luar negeri. Alhasil, ekspor lobster Indonesia pun jadi jauh berkurang. "Dulu Pangandaran, Cilacap, Pacitan, tangkapan bisa satu ton per hari, sekarang 50 kilogram saja sudah banyak," kata Susi.

Dalam konferensi pers ini, Susi Pudjiastuti juga mengungkapkan kekesalannya terhadap Vietnam. Susi mengatakan ekspor lobster Indonesia selama ini selalu kalah dengan Vietnam. Padahal, Indonesia merupakan salah satu sumber habibat lobster di dunia. "Itu yang di Vietnam, tidak ada sama sekali benih dari sana, semuanya dari kita (Indonesia)," kata Susi.

Advertising
Advertising

Susi berharap hukuman terhadap para kurir maupun pemodal di baliknya bisa maksimal. Kementerian Kelautan dan Perikanan, ujar dia, akan memberikan penjelasan kepada hakim soal besarnya potensi kerugian Indonesia dalam aksi ini.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga mengingatkan benih lobster merupakan salah satu jenis hasil laut yang dilarang penangkapannya. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56 Tahun 2016 tentang larangan penangkapan dan pengeluaran lobster, kepiting, dan rajungan, dari wilayah Republik Indonesia.

Keenam kurir, kata Sri Mulyani, akan menjalani masa hukuman sesuai dengan Pasal 102 A Undang-Undang Kepabeanan. Maksimal masa kurungan penjara, yaitu 10 tahun, dan denda paling banyak Rp 5 miliar.

Berita terkait

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

40 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

41 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

41 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

6 Februari 2024

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah akan membebaskan pilot Susi Air besok

Baca Selengkapnya

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

16 Januari 2024

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

Susi Pudjiastuti buka suara soal dugaan suap dari SAP, perusahaan software berbasis di Jerman, kepada pejabat KKP.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

10 Januari 2024

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

Laut Cina Selatan disebut dalam debat capres lalu. Berikut alasan pemerintah Indonesia bersikeras menyebutnya sebagai Laut Natuna Utara.

Baca Selengkapnya