Perry Warjiyo, Anak Petani yang Melesat jadi Calon Gubernur BI

Sabtu, 24 Februari 2018 09:05 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia terpilih Perry Warjiyo, menangani bidang pengelolaan moneter menggantikan Budi Mulya diberhentikan dengan hormat. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok calon tunggal Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo yang diajukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dulunya berasal dari keluarga petani di salah satu kecamatan kecil di Jawa Tengah. Oleh karena itu, Perry Warjiyo mengaku tahu betul bagaimana nasib petani di daerah terpencil.

"Saya lahir dari keluarga petani. Jiwa saya petani, karena itu saya tahu bagaimana nasib petani di daerah saya di Delanggu (kecamatan di Klaten Jawa Tengah) sana harus hidup," kata Perry saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk menjadi Deputi Gubernur BI periode 2013-2018 di Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, 14 Maret 2013 lalu.

Baca: Jokowi Ajukan Perry Warjiyo sebagai Calon Gubernur BI ke DPR

Pernyataan Perry Warjiyo itu disampaikan dalam kapasitasnya masih sebagai calon deputi gubernur bank sentral yang diuji bersama koleganya Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Hendar. Kamis malamnya, sekitar pukul 20.30 WIB, penyandang gelar doktor bidang moneter dan ekonomi internasional dari Iowa State University, Ames, Iowa, AS tersebut, akhirnya secara aklamasi diumumkan terpilih sebagai Deputi Gubernur BI menggantikan Budi Mulya yang diduga terjerat kasus hukum.

Jiwa petani yang tertanam sejak kecil inilah yang menjadikan Perry Warjiyo saat menjalani fit and proper pada lima tahun silam itu banyak memaparkan visi dan misi pengelolaan makroprudensial. Salah satu yang sering disinggung terutama yang menyangkut industri pertanian di Tanah Air.

Advertising
Advertising

Sebagai seorang peneliti di lingkungan bank sentral, Perry Warjiyo paham betul sejauh mana keberpihakan perbankan nasional dalam menyalurkan fasilitas kredit kepada industri pertanian di Tanah Air. Pria kelahiran Sukoharjo, 25 Februari 1959 ini menggambarkan pembiayaan perbankan kepada sektor pertanian dalam negeri masih kurang dari 6 persen dibandingkan dengan alokasi penyaluran kredit perbankan nasional.

Perry Warjiyo menjelaskan, porsi kredit pertanian kira-kira 5,4 persen setara dengan nilai Rp 150 triliun. "Kalau yang 5,4 persen itu dibedah lagi, sebanyak 63 persen di antaranya merupakan penyaluran kredit kepada pertanian kelapa sawit. Sedangkan produk holtikultura kecil sekali," katanya.

Berangkat dari masalah-masalah ini, Perry berharap kombinasi kebijakan makroprudensial yang akan menjadi tugas BI ke depan mampu mendorong pembiayaan ke sektor pertanian itu. Hal itu pula yang diamanatkan Komisi XI DPR kepada deputi Gubernur BI terpilih agar mampu mendorong pembiayaan perbankan ke sektor pertanian produktif, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

BISNIS

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya