Indef: Penciptaan Lapangan Kerja di Era Jokowi-JK Belum Maksimal

Reporter

Andita Rahma

Editor

Martha Warta

Selasa, 20 Februari 2018 14:41 WIB

Presiden Joko Widodo menyerahkan secara simbolik Kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Lapangan Syech Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 15 Februari 2018. ANTARA FOTO/Yusran Uccang

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengeluarkan penelitian mengenai perbandingan indikator penciptaan kerja dalam tiga tahun pertama di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hasilnya, penciptaan lapangan kerja di masa pemerintahan Jokowi - JK lebih rendah dari SBY - Boediono.

"Menurut perhitungan yang kami lakukan, Rasio Penciptaan Kerja di era Jokowi-JK lebih rendah dibanding era SBY-Boediono," ujar Ekonom senior Indef Dradjad H. Wibowo di Kantor Indef, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Februari 2018.

Baca: Gaji Pegawai Indomaret Lebih Tinggi dari Gaji Pegawai Bank

Ia mengatakan, pada masa pemerintah SBY-boediono, 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu meningkatkan penduduk yang bekerja sebesar 467.000 orang. Sementara, pada pemerintahan Jokowi-JK hanya 426.000 orang.

Meski begitu, Dradjad mengakui Rasio Penciptaan Kerja (RPK) meningkat dalam 10 terakhir di masa pemerintahan Jokowi-JK. "Di 2017, penciptaan lapangan kerja meningkat tinggi sekali menjadi 641.183. Itu di luar kebiasaan dan mengundang pertanyaan," kata dia.

Advertising
Advertising

Sedangkan di 2016, penciptaan lapangan kerja hanya mencapai 338.312. Bahkan, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan RPK di masa SBY-Boediono yang kala itu mencatat 589.104.

Ada beberapa sektor di era Jokowi-JK yang meningkat jika dibandingkan pada era SBY-Boediono. Di sektor pertanian, perkebunan, perhutanan, perburuan dan perikanan, penciptaan lapangan kerja di era Jokowi-JK naik menjadi 195.860 dari era SBY-Boediono yakni 145.504. Sektor listrik, gas, dan air minum, penciptaan lapangan kerja di era Jokowi-JK menjadi 10.042 dari 2.857 pada era SBY-Boediono.

Menyusul perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi yang naik jadi 286.336 di era Jokowi-JK dari 98.041di era SBY-Boediono.

Dradjad pun menyarankan agar pemerintah tidak membuat aturan maupun kebijakan yang dapat mengganggu industri dalam menyerap tenaga kerja. "Terutama agar produktifitas sektor ekonomi naik, jangan membuat aturan yang justru merusak penyerapan tenaga kerja," kata dia.

Berita terkait

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

58 menit lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

1 jam lalu

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

1 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

2 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

2 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

15 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

17 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

18 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya