Jokowi Singgung Pegawai BUMN, Bergerak Setelah Ada Kompetitor

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 16 Februari 2018 09:00 WIB

Presiden Joko Widodo berfoto bersama masyrakat seusai menyerahkan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 15 Februari 2018. Dalam kesempatan tersebut Presiden RI Jokowi memberikan 1500 KIT dan dan 1.700 KIP kepada para pelajar. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi mengatakan karakter pegawai perusahaan khususnya badan usaha milik negara (BUMN) baru bisa menunjukkan daya saing dan kinerja maksimal jika memiliki atau mendapatkan kompetitor.

Presiden Joko Widodo mengatakan jika tidak ada kompetitor, yang muncul adalah budaya lamban dan tidak kreatif.

Baca juga: Tanggapi Pendapat Infrastruktur Tak Penting, Ini Status FB Jokowi

"Karena tidak adanya kompetitor dan berada di kehidupan zona nyaman, melahirkan budaya lamban. Kita biasanya baru bereaksi setelah adanya kompetitor," katanya dalam acara Forum Rektor Indonesia (FRI) di gedung AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis, 15 Februari 2018.

Dia memberikan contoh perusahaan BRI. Saat dia masih duduk di tingkat sekolah menengah pertama, para pegawai BRI itu sudah pulang dan menutup kantor layanan pada pukul 13.00.

Konsep dan desain bangunannya begitu sederhana dan bahkan loketnya juga tidak bagus. Hal tersebut, kata Jokowi, dikarenakan belum adanya kompetitor yang menjadi pesaingnya saat itu.

Namun setelah munculnya bank-bank milik swasta dan asing yang begitu banyak, BRI mulai bergegas dan tampil lebih cepat untuk bisa bersaing dan tidak tertinggal dan ditinggalkan nasabah.

Selain BRI, hal itu juga berlaku bagi bank pemerintah yang lain, seperti BNI dan Mandiri, yang juga berfokus untuk lebih baik. Kondisi itu membuat pegawai bank pemerintah tidak jarang harus pulang lebih larut demi memberikan pelayanan maksimal.

"Tapi alhamdulillah, bank-bank pemerintah sudah bisa berdaya saing dengan keuntungan yang begitu luar biasa besarnya. BRI bukan milik swasta dan asing. Artinya bank pemerintah pun bisa berkompetisi dengan bank asing dan bahkan bisa mendapatkan keuntungan Rp 29 triliun pada 2017," katanya.

Hal yang sama juga diraih Mandiri yang keuntungannya juga begitu besar, yang diprediksi Rp 20-an triliun. Termasuk pula BNI yang kini menjadi salah satu bank pilihan masyarakat di Tanah Air.

Begitu pun kondisi Garuda Indonesia pada 70-an begitu sederhana. Namun hadirnya puluhan maskapai asing dan swasta yang masuk dan beroperasi di Indonesia, membuat manajemen bergerak dan berhasil menjadi salah satu terbaik di Indonesia bahkan dunia.

"Pertamina, tahun 70-80 begitu tidak teratur, tapi setelah ada produsen yang masuk dan beroperasi, barulah bergerak untuk memperbaiki kinerja dan itu akhirnya berhasil. Artinya kita itu baru bisa bangkit jika diberi kompetitor dan keuntungan Pertamina tercatat Rp 36 triliun," kata Presiden Jokowi.

ANTARA

Berita terkait

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

8 jam lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

11 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

14 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

14 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

14 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

18 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

18 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

19 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

23 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 hari lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya