Pemerintah Akan Perkuat Industri Berorientasi Ekspor, Caranya?

Jumat, 9 Februari 2018 14:46 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2018 "Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Januari 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan pemerintah mengidentifikasi dua hal utama yang perlu diselesaikan secara cepat. Pertama, kata Darmin, pemerintah akan mendorong 4 hingga 5 industri berorientasi ekspor yang potensial untuk mendorong kinerja ekspor dan investasi secara sekaligus agar lebih cepat.

Kendati demikian, pemerintah saat ini belum mengidentifikasi industri mana yang akan diperkuat. Sebab, pemerintah masih melakukan perumusan strategi untuk mewujudkan hal tersebut.

"Yang kedua juga sekaligus untuk menunjukkan ke dunia usaha bahwa kita ada perubahan di dalam kecepatan kita mengurusi investasi dan ekspor dalam orang berusaha," kata Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 9 Februari 2018.

Simak: Industri Alas Kaki diharapkan Tingkatkan Produksi Ekspor

Menurut dia, pembenahan pengurusan investasi dan ekspor yang lebih cepat juga ditujukan untuk memperluas pasar baru. Selain itu, pemerintah juga akan menyelesaikan sejumlah perjanjian regional dan bilateral.

Advertising
Advertising

"Kita tetapkan beberapa prioritas untuk diselesaikan terutama dengan Australia dengan Uni Eropa," ujar dia.

Darmin memaparkan bahwa problematika sebenarnya terdapat di hilirnya, karena selama ini Indonesia cenderung mengekspor bahan mentah. Pemerintah saat ini juga berupaya memperkuat Program Hilirisasi Industri.

"Progressnya tergantung, kalau kelapa sawit itu relatif jalan hilirisasinya, apalagi dengan dikenakannya pajak ekspor, ada pungutan kalau itu CPO orang berusaha produk hilir," ujar Darmin.

Artinya, kata Darmin, dengan dikenakannya pajak ekspor pungutan dalam CPO, maka pelaku industri berusaha membuat produknya menjadi produk hilir agar dikenakan pajak dalam jumlah sedikit.

"Nah kalau smelter dan lain-lain kita belum sempat membicarakannya seperti apa perkembangannya. Tetapi itu termasuk akan kita pelajari," ucap Darmin.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

3 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

6 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

7 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

7 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya