Rupiah Tembus Rp 13.600 per Dolar AS, BI: Ada Penyesuaian Pasar

Reporter

Bisnis.com

Editor

Anisa Luciana

Kamis, 8 Februari 2018 15:54 WIB

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyebut depresiasi nilai tukar rupiah hari ini, Kamis, 8 Februari 2018, yang menembus level Rp 13.600, masih tergolong "dinamika normal". Menurut BI, pelaku pasar melakukan penyesuaian untuk menghadapi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan terjadi pada Maret 2018.

"Itu hanya penyesuaian yang normal. Jika sekarang ekspektasinya adalah Maret, akan ada kenaikan tekanan di Februari," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara di Jakarta, Kamis.

Kamis pagi ini, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 13.602 per dolar Amerika Serikat atau melemah 0,51 persen dibanding posisi pada Rabu, 7 Februari 2018, yang sebesar Rp 13.533 per dolar Amerika.

Baca juga: Mata Uang Dunia Tertekan, BI Pastikan Jaga Volatilitas Rupiah

Posisi itu juga mencerminkan pelemahan rupiah terdalam sejak awal 2018. Di pasar spot, Kamis siang ini, rupiah berada di kisaran Rp 13.608 per dolar Amerika.

Advertising
Advertising

Mirza mengatakan pelaku pasar saat ini memang mengubah ekspektasinya terhadap pergerakan suku bunga The Fed menjadi naik 3-4 kali dibanding sebelumnya, 2-3 kali pada tahun ini. Hal itu disebabkan oleh perbaikan data ekonomi makro Amerika, khususnya data ketenagakerjaan, yang disusul kenaikan ekspektasi inflasi dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika.

"Jadi itu kami lihat karena ekspektasi pasar terhadap ekonomi Amerika cukup strong, maka ada penyesuaian yang kami lihat normal," ujarnya.

Baca juga: Mayoritas Mata Uang Asia Menguat, Rupiah Masih Tertahan Pelemahan

Adapun nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank pada Kamis pagi ini juga bergerak melemah 37 poin menjadi Rp 13.580 dibanding sebelumnya pada posisi Rp 13.543 per dolar Amerika.

Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, mengatakan dolar Amerika perkasa karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika setelah disahkannya anggaran defisit pemerintah Amerika.

"Naiknya yield obligasi Amerika menahan laju rupiah meski di dalam negeri terdapat sentimen positif," katanya.

Mikail mengatakan sentimen positif naiknya cadangan devisa Indonesia pada Januari 2018 diharapkan dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar Amerika.

ANTARA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

12 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya