Jokowi Kesal Ekspor RI Loyo, Ini Jawaban Mendag Enggartiasto

Kamis, 1 Februari 2018 20:30 WIB

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita saat mendatangi rumah duka Sukamdani Sahid Gitosardjono di Jalan Imam Bonjol No.50, Jakarta, 21 Desember 2017. TEMPO/Kartika Anggraeni

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menanggapi teguran Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang sebelumnya mempersoalkan rendahnya nilai ekspor Indonesia sepanjang tahun lalu. Enggartiasto menyatakan ada sejumlah alasan yang membuat ekspor nasional tertinggal ketimbang negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Rendahnya nilai ekspor itu, menurut Enggartiasto, disebabkan tidak adanya perjanjian dagang baru yang Indonesia lakukan dengan negara lain dalam sembilan tahun terakhir. Baru pada akhir tahun lalu, pemerintah berhasil menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement dengan Cile (IC CEPA).

Baca: Presiden Jokowi Sindir Ekspor Indonesia Kalah dengan Tetangga

"Untuk itu, segera kita akan tindak lanjuti dengan membuka pasar baru ke Afrika, Asia Selatan dan Tengah, yang potensi pasarnya besar sekali," ujar Enggartiasto di sela-sela rapat kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Februari 2018.

Enggartiasto menyebutkan pihaknya akan mendorong negosiasi-negosiasi perdagangan untuk mewujudkan sejumlah perjanjian perdagangan bebas dengan sejumlah negara. "Kita akan lakukan FTA (free trade area) secara bertahap ataupun PTA (preferential trade agreement) terlebih dahulu," ucapnya. Bila Indonesia berhasil menandatangani perjanjian FTA pada tahun ini, hasilnya baru akan terasa pada 2019 karena butuh proses ratifikasi di parlemen.

Advertising
Advertising

Pernyataan Enggartiasto itu merespons teguran Presiden, kemarin. Jokowi mengaku tak puas dengan kinerja ekspor Indonesia selama ini dan meminta Menteri Perdagangan mengevaluasi upaya peningkatan nilai perdagangan tersebut.

Jokowi lalu membandingkan nilai ekspor Indonesia yang tertinggal dengan negara tetangga di ASEAN. Nilai ekspor Indonesia pada tahun lalu US$ 145 miliar, masih kalah dengan Thailand yang mencapai US$ 231 miliar, Malaysia US$ 184 miliar, dan Vietnam US$ 160 miliar. "Negara sebesar ini kalah dengan Thailand," tuturnya.

Pasalnya, menurut Jokowi, Indonesia dengan sumber daya alam dan manusia yang besar punya potensi sangat besar terkait dengan ekspor. "Resources dan SDM yang sangat besar, kita kalah. Ini ada yang keliru dan harus ada yang diubah," katanya.

Jokowi lalu menyebut institusi Kementerian Perdagangan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab akan kinerja ekspor tersebut. "Ini tanggung jawab saudara sekalian," ujarnya.

Pada awal pidatonya, Jokowi mengingatkan sudah berulang kali menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya didorong dua hal, yakni investasi dan ekspor. "Bagaimana kita bisa meningkatkan investasi dan meningkatkan ekspor. Hanya itu, enggak ada yang lain," ucapnya. "Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan sangat berperan sekali, terutama di satu hal, ekspor."

ANTARA

Berita terkait

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

8 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

10 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

14 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya