Harga Minyak Mentah Melonjak, Pemerintah Diminta Ambil Tindakan

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Martha Warta

Kamis, 25 Januari 2018 18:05 WIB

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara, tren harga minyak mentah harus diwaspadai karena bakal berimbas pada harga gas dalam negeri yang sangat dibutuhkan oleh industry domestik. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto, mengatakan kenaikan harga minyak mentah dunia membawa keuntungan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 karena ada tambahan penerimaan dari sektor minyak dan gas. Namun pergerakan harga minyak ini dinilai akan berdampak negatif terhadap masyarakat.

"Meski APBN untung, tapi dugaan saya masyarakat akan buntung," kata Eko Listiyanto di kantornya, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.

Baca: Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Blok Mahakam

Eko menuturkan lonjakan harga minyak mentah akan membuat subsidi bahan bakar minyak (BBM) melonjak. Ini disebabkan langkah pemerintah yang mematok asumsi harga minyak mentah yang terlalu rendah. Asumsi pemerintah sebesar US$ 48 per barel sementara hingga akhir tahun lalu, harga minyak mentah dunia sudah berada di kisaran US$ 50 per barel.

Eko mengatakan minyak mentah tak pernah lagi berada di bawah US$ 48 sejak APBN disetujui. "Tapi di APBN kok masih US$ 48 per barel. Ini membuat APBN tidak kredibel sejak awal," kata dia.

Advertising
Advertising

Harga komoditas itu bahkan diproyeksi akan terus naik hingga 2019. Eko mengacu kepada data International Monetery Fund yang merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,9 persen. Sementara pemerintah menghitung asumsi harga US$ 48 per barel dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2 persen.

Jika Pertamina harus menanggung selisihnya, keuntungan perusahaan pelat merah itu diperkirakan menurun. Setoran deviden Pertamina kepada pemerintah juga berkurang. Ekspansi bisnis perusahaan juga dinilai akan terganggu di tengah kebutuhan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Pada 2017, pemerintah menetapkan asumsi harga minyak sebesar US$ 48 per barel. Namun di akhir tahun, harganya melonjak di kisaran US$ 50 per barel. Perbedaan itu menyebabkan Pertamina harus menombok Rp 2,2 triliun. Dengan lonjakan harga minyak yang terjadi sekarang, Eko menuturkan sangat mungkin Pertamina menombok hingga dua kali lipat tahun ini.

Dengan skenario tersebut, Eko menuturkan bukan berarti masyarakat aman dari dampak kenaikan harga minyak. Dia mengatakan daya beli masyarakat berpotensi menurun. Salah satunya berasal dari penyesuaian harga transportasi angkutan udara.

Penurunan daya beli akan mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi. Konsumsi rumah tangga saat ini masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi. Eko mengatakan, penurunan daya beli juga berpengaruh terhadap aktivitas dunia usaha. "Tidak hanya berbasis konsumen atau ritel tapi juga akan berimbas ke sektor produksi atau investasi," katanya.

Menurut Eko, opsi untuk menaikkan harga BBM subsidi masih terbuka. Namun dia pesimistis hal itu akan dilakukan mengingat tahun ini merupakan tahun politik.

Belum lagi, kenaikan BBM bisa mendorong inflasi. Pada November 2014, misalnya, kenaikan Premium sebesar 23,5 persen dan Solar 36,4 persen diikuti inflasi sebesar 3,96 persen pada periode November-Desember 2014. Angkanya lebih besar dari total inflasi 2017 sebesar 3,61 persen.

Saat inflasi naik, suku bunga simpanan dan pinjaman juga turun terkerek. Dampaknya, pertumbuhan kredit melambat, investasi turun, dan pertumbuhan ekonomi tertekan.

Dia meminta pemerintah segera mengambil pilihan. Indef menawarkan tiga opsi. Salah satunya adalah meneruskan sebagian atau keseluruhan kenaikan harga minyak global kepada konsumen. Artinya, menaikkan harga BBM.

Pilihan lainnya adalah menugaskan Pertamina menanggung selisih harga minyak dengan konsekuensi menurunnya keuntungan dan setoran deviden. Cara lain yaitu menambah penanaman modal negara (PMN) sebagai konsekuensi dari penugasan tersebut.

Eko mengatakan pemerintah bisa saja memilih salah satu opsi atau mengkombinasikannya. "Yang penting jelas. Sehingga masyarakat, dunia usaha, dan Pertamina bisa membuat perencanaan di 2018," ujarnya.

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

6 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

18 jam lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

2 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

5 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

7 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

7 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

7 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

9 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

10 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

11 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya