Soal Impor Beras, Menteri Amran: Kita Sudah Panen Raya

Senin, 22 Januari 2018 17:13 WIB

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek efektivitas kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan ketersediaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 4 Desember 2017. Sidak tersebut guna memastikan stok beras di akhir tahun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bojonegoro - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tidak menjawab pertanyaan soal beras impor. Menteri asal Sulawesi Selatan ini justru lebih bangga menyatakan bahwa hari-hari ini sudah ada panen raya.

”Kita hari ini panen raya. Soal beras impor, bukan domain saya,” ujarnya saat mengikuti panen raya di Desa Gedong Arum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Senin, 22 Januari 2018.

Kemudian Andi mencontohkan, dalam panen raya di Desa Gedong Arum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, ada sekitar 1830 hektare. Dalam minggu-minggu ke depan akan disusul lagi dengan luas tanaman padi 5.000 hektare, yang bisa dipanen di seluruh Bojonegoro. Karena itu, memasuki Februari, yang hanya tinggal beberapa hari, akan ada puncak panen raya.

Baca: Komisi IV DPR RI Tolak Impor Garam jika...

Sedangkan untuk tingkat nasional, Andi melanjutkan, dalam 1 bulan 1 minggu ke depan, bakal ada panen dengan produksi dua juta hektare. Lalu menyusul pada Februari ada panen dengan luas lahan 1,7 juta hektare. Total yang bisa dihasilkan nantinya 5-6 juta ton beras.

Advertising
Advertising

Andi mengatakan, terkait dengan informasi ia sampaikan, semua meyakini saat ini sudah masuk panen raya. Ada juga yang mengatakan harga gabah turun hingga Rp 600, Rp 400, hingga Rp 200 per kilogram.

Dari pengalaman seperti ini sebelumnya, pihaknya terbiasa dengan melihat data. Selain itu, biasanya ada kecenderungan harga tidak akan naik lagi hingga enam bulan. "Justru harga cenderung stabil," ucap Andi.

Untuk mengantisipasi musim paceklik, Kementerian Pertanian telah membuat strategi pangan, yakni dengan mengubah strategi tanam. Lalu muncul slogan "tiada hari tanpa panen". Ada juga slogan "tiada hari tanpa mengolah tanah". Sebab, musim paceklik diusahakan akan dihilangkan.

Intinya, Andi melanjutkan, pihaknya memberikan solusi permanen untuk menghilangkan musim paceklik, terutama pada November, Desember, dan Januari, di antaranya dengan membangun embung.

Selain itu, memperbaiki irigasi, membagikan alat mesin pertanian, serta memperbaiki saluran. Hal ini telah dirancang tiga tahun lalu pada 2015. Adapun irigasi tersier yang dibangun sepanjang 3,4 juta hektare. Ada juga target membangun satu juta embung. “Itu dalam rangka menghilangkan musim paceklik,” ucapnya menanggapi soal beras.

Berita terkait

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

5 jam lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

3 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

4 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

11 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

25 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

28 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

31 hari lalu

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah bahwa penyaluran Bansos menjelang Pilpres sebabkan kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

32 hari lalu

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.

Baca Selengkapnya