Amerika Shutdown, Indef: Minim Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Reporter

Syafiul Hadi

Editor

Martha Warta

Sabtu, 20 Januari 2018 15:02 WIB

Senator Cory Booker D-N.J., berbicara dalam sebuah demonstrasi untuk untuk menghindari "government shut down" di Capitol Hill, Washingtonn, 19 Januari 2018. AP

TEMPO.CO, Jakarta -Peneliti Ekonomi Institute for development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai dampak dari Shutdown atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat sangat kecil terhadap nilai tukar rupiah. "Dampak terjadinya shutdown secara temporer sangat minim pengaruhi nilai tukar Rupiah," ujar Bhima dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2018.

Menurut Bhima saat terjadi shutdown, proyeksi rupiah masih berada dalam rentang yang terkendali yaitu di kisaran Rp 13.350 sampai Rp 13.400. Hal ini, kata dia, disebabkan pada masa shutdown Dollar Amerika Serikat cenderung melemah terhadap mata uang lainnya.

Baca: Menguat 0,44 Persen, IHSG Kian Dekati Level 6.500

Bhima berpendapat terjadinya shutdown ini menyebabkan prospek pemulihan ekonomi Amerika Serikat bisa terganggu. Namun, kata dia, justru dalam posisi ini Rupiah akan diuntungkan. "IHSG pun masih tetap positif di angka 6.490-6.500, didorong oleh sentimen investor dalam negeri terhadap prospek pemulihan ekonomi Indonesia," katanya.

Bhima mengatakan peristiwa shutdown pernah terjadi pada tahun 1995-1996 dan 2013. Dia berujar saat itu kurs rupiah hampir tak terpengaruh oleh shutdown Amerika Serikat ini. "Karena sifatnya lebih temporer atau jangka pendek, kira-kira berlangsung dalam waktu 2 minggu," ucapnya.

Advertising
Advertising

Bhima menuturkan dalam konteks persiapan menghadapi rencana shutdown ini cadangan devisa Indonesia masih cukup untuk stabilisasi kurs. Angka terakhir pada Desember 2017 cadangan devisa berada di posisi US$ 130 miliar. "Cadangan devisa harus terus ditingkatkan nilai maupun kualitasnya sebagai jaring pengaman terhadap gejolak eksternal," tuturnya.

Rencana shutdown ini dinilai akan menurunkan prospek ekonomi Amerika Serikat. Sebab, shutdown kali ini akan berlangsung dalam jangka panjang lebih dari dua minggu. "Dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tercatat 3,2 persen pada triwulan ke-III 2017, atau tercepat dalam 3 tahun terakhir," ucap Bhima.

Shutdown atau penghentian sementara operasional pemerintahan di Amerika Serikat terjadi pada Jumat tengah malam, 20 Januari 2018. Shutdown tersebut diprediksi berlangsung dari minggu ke empat Januari hingga minggu kedua Februari 2018.

Shutdown merupakan konsekuensi dari adanya ketidaksepakatan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan kongres dalam penyusunan anggaran negara khususnya terkait pembiayaan. Adapun departemen yang akan terkena efek penutupan sementara antara lain adalah Departemen Perdagangan, NASA, Departemen Ketenagakerjaan, Departemen Perumahan dan Departemen Energi.

Berita terkait

Masih dalam Bayangan Shutdown, Tensi Politik AS Makin Meningkat

3 Oktober 2023

Masih dalam Bayangan Shutdown, Tensi Politik AS Makin Meningkat

Ancaman shutdown masih membayangi Amerika Serikat setelah satu bulan ke depan.

Baca Selengkapnya

Anggota Partai Republik Ajukan Mosi untuk Gulingkan Ketua DPR AS

3 Oktober 2023

Anggota Partai Republik Ajukan Mosi untuk Gulingkan Ketua DPR AS

Anggota Partai Republik dari kubu sayap kanan, Matt Gaetz, mengajukan mosi untuk menggulingkan Ketua DPR AS.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Terancam Shutdown, Joe Biden Tetap Ingin Bantu Ukraina

2 Oktober 2023

Amerika Serikat Terancam Shutdown, Joe Biden Tetap Ingin Bantu Ukraina

Joe Biden meyakinkan dukungan pihaknya ke Ukraina tidak akan putus walau pendanaan ke Ukraina berkurang karena Amerika Serikat terancam shutdown

Baca Selengkapnya

AS Batal Shutdown, Biden Gusar Anggaran Sementara untuk Ukraina Tak Ada

2 Oktober 2023

AS Batal Shutdown, Biden Gusar Anggaran Sementara untuk Ukraina Tak Ada

Presiden Joe Biden gusar setelah Kongres AS meloloskan RUU pendanaan sementara tanpa anggaran untuk bantuan Ukraina.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU Bipartisan untuk Hindari Shutdown, Menanti Pengesahan Senat dan Biden

1 Oktober 2023

DPR AS Loloskan RUU Bipartisan untuk Hindari Shutdown, Menanti Pengesahan Senat dan Biden

DPR AS mengesahkan rancangan undang-undang pendanaan sementara pada Sabtu yang berhasil menghindarkan Amerika Serikat dari shutdown

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat di Ambang Shutdown, Layanan Pemerintah Bakal Lumpuh

30 September 2023

Amerika Serikat di Ambang Shutdown, Layanan Pemerintah Bakal Lumpuh

Penutupan pemerintahan atau government shutdown tengah mengancam Amerika Serikat. Sejumlah layanan bakal lumpuh.

Baca Selengkapnya

DPR Tolak RUU Pendanaan Sementara, Pemerintah AS Tutup Besok

30 September 2023

DPR Tolak RUU Pendanaan Sementara, Pemerintah AS Tutup Besok

Anggota Republik garis keras di DPR menolak RUU pendanaan sementara, akibatnya lembaga Pemerintah AS ditutup mulai besok karena tidak ada anggaran.

Baca Selengkapnya

Pentagon: Shutdown AS akan Berdampak pada Pelatihan Pilot Ukraina

29 September 2023

Pentagon: Shutdown AS akan Berdampak pada Pelatihan Pilot Ukraina

Pentagon memperingatkan bahwa penutupan pemerintahan AS atau shutdown akan berdampak negatif terhadap pelatihan pilot Ukraina

Baca Selengkapnya

Pemakzulan Biden: DPR AS Bakal Adakan Sidang Penyelidikan Pertama

28 September 2023

Pemakzulan Biden: DPR AS Bakal Adakan Sidang Penyelidikan Pertama

Partai Republik belum menemukan bukti yang menunjukkan Biden menerima uang dari usaha bisnis putranya.

Baca Selengkapnya

Ancaman Shutdown Semakin Dekat, Senat dan DPR AS Berduel soal Pendanaan

27 September 2023

Ancaman Shutdown Semakin Dekat, Senat dan DPR AS Berduel soal Pendanaan

Dengan ancaman shutdown pemerintahan semakin dekat, Senat dan DPR AS berduel soal mekanisme pendanaan.

Baca Selengkapnya