TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan akan menggelar rapat untuk membahas penetapan harga atas dan bawah pada komoditas telur dan daging ayam.

Batas atas dan bawah dimaksudkan untuk memudahkan baik peternak maupun pasar dalam menentukan harga. Pemerintah akan membatasi penurunan dan kenaikan harga dua bahan pokok tersebut.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti, mengatakan pembahasan itu akan digelar pada Jumat, 19 Januari 2018. Namun tidak disebutkan siapa saja yang akan terlibat dalam rapat nanti. “Jumat, 19 Januari 2018, kita akan melakukan rapat membahas tentang harga ayam dan telur,” katanya, Rabu, 17 Januari 2018.

Baca juga: Harga Daging Ayam Meroket, Pedagang Ancam Mogok

Wacana aturan harga daging ayam dan telur sempat berhembus pada awal Januari lalu. Meski telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 27 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, pemerintah menganggap perlu membuat beleid khusus untuk telur dan daging ayam.

Pada Permendag itu disebutkan harga pembelian daging ayam ras di tingkat petani dan konsumen masing-masing Rp 18 ribu per kilogram dan Rp 32 ribu per kilogram. Sementara telur di tingkat petani Rp 18 ribu per kilogram, serta untuk konsumen dijual Rp 22 ribu per kilogram.

Namun, menurut data Kemendag, daging ayam ras naik 7,09 persen menjadi Rp 33.688 per kilogram di tingkat konsumen. Sementara telur ayam melonjak hingga Rp 25.050 per kilogram.

Lebih lanjut, Kemendag menilai kenaikan harga daging ayam ras diakibatkan cuaca buruk yang terjadi sejak akhir tahun lalu. Sejumlah ayam ternak juga terkontaminasi dengan penyakit. “Gangguan pasokan tersebut mendorong naiknya harga di tingkat peternak yang biasanya Rp 18.000-Rp 18.500 per kilogram menjadi Rp 22.000-Rp 22.500 per kilogram,” kata Tjahya.

BISNIS