Bank Dunia Kucurkan Pinjaman untuk Pembangkit Panas Bumi

Kamis, 18 Januari 2018 00:57 WIB

Pekerja melakukan demo operasional Geothermal Mini Turbin, dengan daya hingga 400 Watt, di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Bandung, 18 Oktober 2017. PT PGE Area Kamojang mengoperasikan 92 sumur, untuk memasok uap bagi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit 1 sampai 5, dengan total kapasitas listrik terpasang 235 MW. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan sudah mengantongi komitmen pembiayaan berbunga rendah dari Bank Dunia guna proyek pembangkit listrik panas bumi. Total dana yang disediakan mencapai US$ 600 juta.

"World Bank akan membantu menambah komitmen dengan softloan. Jadi badan usaha swasta dan badan usaha milik negara silakan meminjam," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana di kantornya, Rabu 17 Januari 2018.
Rida memprediksi World Bank bakal kebanjiran proposal. Sebab, bunga yang ditawarkan lembaga pendanaan internasional ini hanya mencapai 1,5 persen. Beban pinjaman jauh lebih rendah dibanding tingkat bunga yang ditawarkan perbankan lokal sekitar 10-11 persen. Bunga yang ramah investasi ini diperkirakan bakal meningkatkan keekonomian proyek panas bumi.
Dana Bank Dunia akan dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur, perusahaan pembiayaan pelat merah. Perusahaan juga dipercaya pemerintah untuk mengelola dana abadi panas bumi sekitar Rp 3,7 triliun. Rp 700 miliar di antaranya juga berasal dari hibah Bank Dunia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar mengatakan laju proyek energi bersih sedikit terhambat lantaran tingginya bunga yang ditawarkan perbankan lokal. Bunga yang tinggi membuat angka pengembalian investasi rendah, sehingga pengusaha ogah berinvestasi. Bunga ideal untuk proyek ini, menurut Arcaandra, adalah sekitar 4-5 persen.
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah memiliki target ambisisus untuk membuat bauran energi bersih mencapai 23 persen pada tahun 2025 mendatang. Saat ini, jumlah sumbangan energi bersih di Indonesia baru mencapai angka 11,9 persen.
Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Surya Darma sebelumnya mengatakan sulitnya memperoleh pinjaman bukan satu-satunya penyebab investasi pembangkit energi bersih seret. Persoalan lainnya adalah harga jual listriknya terlalu murah sehingga tidak mencapai keekonomian proyek. Regulasi membatasi harga jual listrik berdasarkan biaya pokok produksi pembangkitan.
Kebijakan ini, kata Riza, membuat peringkat Indonesia dalam Renewable Energy Country Atractiveness Index (RECAI) versi pemeringkat Ernst and Young turun di bawah 40. Padahal tahun 2015, Indonesia masuk dalam urutan 38.

Berita terkait

Pertamina Geothermal Energy Kejar Kapasitas PLTP 1 Gigawatt di 2026

45 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Kejar Kapasitas PLTP 1 Gigawatt di 2026

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menargerkan tambahan 55 megawatt pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

5 Negara Penghasil Listrik Panas Bumi Terbesar di Dunia

25 September 2023

5 Negara Penghasil Listrik Panas Bumi Terbesar di Dunia

Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara produsen listrik panas bumi terbesar di dunia

Baca Selengkapnya

RUPS PLN: Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo Komisaris Utama dan Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar Komisaris Independen

20 September 2023

RUPS PLN: Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo Komisaris Utama dan Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar Komisaris Independen

Pengangkatan dua komisaris dan satu direksi baru PLN ini dilakukan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Rabu, 20 September 2023.

Baca Selengkapnya

Arcandra Tahar Bandingkan Harga Energi Dunia yang Melonjak dengan Krisis Energi 1970

13 November 2022

Arcandra Tahar Bandingkan Harga Energi Dunia yang Melonjak dengan Krisis Energi 1970

Arcandra Tahar menilai krisis energi yang melanda dunia hari ini merupakan krisis multidimensi yang tidak pernah terjadi dan terpikirkan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Energi Asal Jepang Ikut Garap Proyek Pembangkit Listrik di Sumatera Selatan

31 Oktober 2022

Perusahaan Energi Asal Jepang Ikut Garap Proyek Pembangkit Listrik di Sumatera Selatan

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Rantau Dedap beroperasi secara komersial dengan output sebesar 98,4 Mega Watt (MW).

Baca Selengkapnya

Arcandra Tahar Cerita Soal Singapura Bisa Turut Jadi Penentu Harga BBM

14 Oktober 2022

Arcandra Tahar Cerita Soal Singapura Bisa Turut Jadi Penentu Harga BBM

Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar membeberkan salah satu titik penting alur terbentuknya harga BBM di konsumen adalah Singapura.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR: Batas Garis Kemiskinan Perlu Ditinjau Ulang

3 Oktober 2022

Anggota DPR: Batas Garis Kemiskinan Perlu Ditinjau Ulang

Bank Dunia menaikkan garis kemiskinan ekstrem dari US$ 1,9 menjadi US$ 2,15 per-kapita per-hari.

Baca Selengkapnya

Singapura Ekspor BBM Meski Tak Punya Ladang Minyak, Ini Penjelasan Eks Menteri ESDM

28 September 2022

Singapura Ekspor BBM Meski Tak Punya Ladang Minyak, Ini Penjelasan Eks Menteri ESDM

Arcandra Tahar membeberkan bagaimana Singapura yang tak memiliki ladang minyak bisa menjadi salah satu negara eksportir BBM di Asia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: RI di Tengah Ancaman Resesi Global, Jokowi Kesal Soal Impor Aspal

27 September 2022

Terkini Bisnis: RI di Tengah Ancaman Resesi Global, Jokowi Kesal Soal Impor Aspal

Berita terkini hingga petang ini dimulai dari dampak yang dirasakan Indonesia akibat resesi global yang diproyeksikan terjadi tahun depan.

Baca Selengkapnya

Cerita Arcandra Tahar Soal Alur Pembentukan Harga BBM, Produksi Seperti Membuat Rendang

27 September 2022

Cerita Arcandra Tahar Soal Alur Pembentukan Harga BBM, Produksi Seperti Membuat Rendang

Komisaris Utama PGN sekaligus mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar menceritakan alur pembentukan harga BBM untuk sampai ke konsumen.

Baca Selengkapnya