Petani membawa padi yang telah dipotong pada saat panen di Cibarusah, Jawa Barat, 28 Juli 2015. Petani terpaksa memanen lebih awal karena kekeringan telah melanda daerah tersebut sejak tiga bulan lalu. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin keputusan pemerintah melakukan impor beras 500 ribu ton dari Thailand tidak akan mencederai petani. Ia menegaskan bahwa impor dilakukan untuk merespons minimnya stok beras dari daerah penghasil beras.
"Karena stok sekarang lagi kurang, serap dulu beras (dari luar), baru kemudian jual," ujar JK, saat dicegat awak media di Masjid Istiqlal, Jumat, 12 Januari 2018.
Pemerintah memutuskan mengimpor 500 ribu ton beras dari Thailand dan Filipina untuk menekan harga beras yang melonjak di atas harga eceran tertinggi (HET). Situasi di pasar, harga beras medium melonjak hingga Rp12 ribu per kilogram (kg), sementara HET-nya hanya Rp 9.450 per kg.
Adapun beras akan diimpor lewat PT Perusahaan Perdagangan Indonesia/PPI (Persero), bukan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2018. Salah satu pertimbangan pemerintah adalah beras yang dibeli bukan beras medium (umum), melainkan beras untuk keperluan khusus dengan tingkat kepecahan 0-5 persen.
Adapun beras yang diimpor itu diperkirakan masuk ke Indonesia pada Januari ini, sebelum masa panen besar di Indonesia pada awal Februari. Pemerintah berharap impor tidak mengganggu harga gabah petani seusai panen. Adapun penjualan beras impor itu akan dilakukan lewat gerai retail modern bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
JK mengatakan Perum Bulog akan tetap berfungsi di masa pengendalian harga beras ini. Walaupun tidak berperan dalam impor beras, Bulog akan berperan dalam operasi pasar. Sejauh ini, Bulog memiliki stok beras di bawah batas aman, 900 ribu ton dari seharusnya 1 juta ton.
"Kita kan ada harga patokan. Kalau harga beras di atas harga patokan, Bulog harus menjual. Karena stok sekarang kurang, serap dulu, baru jual berasnya. Kalau harga turun, dia membeli," kata JK.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
6 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.